Belasan Miliar Digelontorkan, Dermaga Senggigi Dibangun Demi Masa Depan Wisata
- Moh. Helmi/VIVA Bali
Lombok Barat, VIVA Bali – Proyek pengembangan Dermaga Senggigi yang ditaksir menelan anggaran belasan miliar rupiah akan segera dilaksanakan. Informasi ini disampaikan langsung oleh Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Lombok Barat, Baiq Yeni Satriani Ekawati, dalam sosialisasi publik yang digelar di ruang rapat Kantor Camat Batulayar, Selasa, 22 Juli 2025.
“Sudah ada pemenang lelang, yakni PT Mata Intan Cahaya dari Jakarta Timur. Saat ini sedang dalam masa sanggah sebelum kontrak kerja dimulai,” ujar Yeni di hadapan peserta sosialisasi.
Ia menegaskan bahwa Dishub Lombok Barat sangat berhati-hati dalam menyusun tahapan pelaksanaan, demi menghindari kendala di lapangan. “Kami tidak ingin ada persoalan hukum maupun teknis ke depan. Semua izin dan rekomendasi, termasuk dari Kementerian Kelautan dan Perikanan, sudah kami kantongi,” jelasnya.
Yeni juga menyoroti pentingnya dukungan masyarakat sekitar agar pelaksanaan proyek strategis ini berjalan lancar. “Kami sangat mengharapkan partisipasi warga. Proyek ini untuk kepentingan masyarakat banyak, bukan sekadar pembangunan fisik, tapi juga peningkatan ekonomi dan kualitas pelayanan publik,” tambahnya.
Dalam kesempatan yang sama, Camat Batulayar H. M. Subayin menyatakan komitmen pemerintah kecamatan untuk mendukung penuh proyek ini. “Kami, bersama masyarakat, siap mendukung pengembangan Dermaga Senggigi. Ini adalah langkah besar untuk kemajuan daerah, khususnya sektor pariwisata dan transportasi laut,” tegas Subayin.
Kepala Desa Senggigi, Mastur, juga menyampaikan beberapa catatan penting terkait pelaksanaan di lapangan. Ia menekankan pentingnya menjaga fasilitas yang sudah ada agar tidak terganggu selama masa pembangunan. “Jangan sampai pengerjaan dermaga justru merusak infrastruktur yang ada dan berdampak pada aktivitas ekonomi warga serta kenyamanan wisatawan,” ungkap Mastur.
Mastur juga menyarankan agar pengadaan material konstruksi tidak melewati jalur pantai utama. “Saya usul agar Pemda bisa berkoordinasi dengan pihak hotel The Santosa karena hotel itu sudah lama tutup. Material bisa dimasukkan lewat area hotel, bukan dari jalur pantai yang digunakan wisatawan,” jelasnya.