Misteri Pantai Lawata Kota Bima, Gerbang Para Dewa hingga Tempat Persembunyian Tentara Jepang
- BPPD NTB/ VIVA Bali
Kota Bima, VIVA Bali –Pantai Lawata di Kelurahan Dara Kecamatan Mpunda salah satu destinasi favorit masyarakat di Kota Bima, NTB. Di balik eksotisnya, tempat wisata yang menyuguhkan perpaduan wisata bukit dan pantai ini rupanya menyimpan banyak misteri.
Menurut Pemerhati Budaya Bima, Fahrurizki, Pantai Lawata adalah ‘Gerbang Para Dewa’. Sekitar awal abad 20 tepatnya tahun 1900 Masehi, Pantai Lawata dikenal sebagai tempat keramat. Bahkan mungkin tidak ada yang sekeramat Lawata kala itu.
“Orang-orang yang ingin lewat di Lawata harus menjaga jarak. Mereka tidak ingin mendekati atau berada di dekat makam keramat yang ada di puncak bukitnya,” ungkap Fahrurizki dihubungi Bali.Viva.co.id pada Selasa, 1 Juli 2025.
Dulu kata dia, Lawata dikenal dengan nama aslinya "Lawang Dewata", yang berarti Gerbang Para Dewata. Namun oleh orang Bima menyebutnya Lawata.
Dalam peta-peta pelayaran abad 19 kata dia, nama tempatnya ditandai dengan nama Tanjung Lawata. Menjadi pelabuhan darurat untuk waktu tertentu bagi mereka yang berlindung dari angin barat maupun utara.
“Pantai Lawata juga sebagai tempat berlabuh dan berlindung bagi kapal-kapal pedagang saat cuaca ekstrim. Hal itu biasanya terjadi antara bulan November hingga Februari,” katanya.
Selain namanya yang sangat sakral, di Lawata juga terdapat lima makam oleh masyarakat Bima dahulu dinamakan Rade Karama. Belum ada informasi yang lebih mengenai siapa yang dikuburkan di makam tersebut.