Ritual Pati Ka Dua Bapu Ata Mata, Tradisi Suku Lio di Danau Kelimutu
- https://www.instagram.com/p/CD6F3tqgyT4/?img_index=1&igsh=cm90d2llZ2tranc2
Tradisi, VIVA Bali – Kabupaten Ende di Nusa Tenggara Timur memiliki sebuah tradisi sakral yang selalu menarik perhatian wisatawan setiap tahun, yaitu Ritual Pati Ka Du’a Bapu Ata Mata. Upacara adat ini digelar masyarakat Suku Lio sebagai bentuk penghormatan kepada arwah leluhur yang diyakini bersemayam di Danau Kelimutu.
Tradisi ini berlangsung setiap tanggal 14 Agustus bertepatan dengan puncak Festival Kelimutu, menjadikannya salah satu atraksi budaya yang tidak hanya bernilai spiritual, tetapi juga memperkuat daya tarik wisata daerah.
Makna dan Tujuan Ritual
Masyarakat Lio percaya bahwa arwah leluhur menetap di tiga kawah Danau Kelimutu, yang masing-masing memiliki makna tersendiri: kawah untuk jiwa muda, kawah untuk jiwa tua, dan kawah untuk jiwa orang yang dianggap jahat.
Ritual Pati Ka Du’a Bapu Ata Mata dimaknai sebagai pemberian makan arwah leluhur dengan sesajen berupa daging babi, nasi beras merah, sirih pinang, serta minuman tradisional moke. Upacara ini melambangkan rasa syukur kepada Tuhan dan leluhur, sekaligus menjadi doa bersama untuk keberkahan, keselamatan, dan kesejahteraan masyarakat.
Selain itu, ritual ini juga merupakan wujud pelestarian budaya lokal agar tidak hilang tergerus zaman. Bagi masyarakat Ende, tradisi ini memperkuat identitas budaya sekaligus mempererat ikatan sosial antar komunitas adat.