MSG dalam Menu Bumil, Waspada atau Santai Saja?

Batasi konsumsi MSG untuk ibu hamil
Sumber :
  • Sumber: https://pin.it/LMtgY1g5T

Lifestyel, VIVA Bali –Banyak masyarakat awam yang menganggap bahwa konsumsi MSG dalam kondisi hamil itu tidak baik. Mereka beranganggapan bahwa bumbu penyedap  bisa menghambat pertumbuhan janin dan mengganggu kesehatan ibu hamil. Lalu, bagaimana faktanya?

Resep Dendeng Balado Asli Padang Pedasnya Bikin Ketagihan!

MSG adalah bumbu penyedap rasa yang berasal dari L-glutamat. Secara alami, kandungan ini bisa berada di berbagai makanan seperti keju, daging, rumput laut, jamur, dan tomat. Selain berasal dari alami, MSG bisa diperoleh di pasaran. Sebagai penyedap rasa, MSG memberi rasa umami untuk masakan, sehingga seringkali ditambahkan agar lebih lezat.

MSG bisa dicerna baik oleh tubuh tanpa menimbulkan dampak negatif bagi perkembangan janin dan kesehatan ibu. Sehingga MSG aman untuk dikonsumsi untuk ibu hamil asalkan dikonsumsi dalam jumlah yang wajar. Batas wajar untuk ibu hamil adalah tidak lebih dari 1500 mg atau setara dengan 1 sendok teh per hari.

Resep Opor Ayam Paling Gurih! Rahasia Masakan Lebaran yang Tak Pernah Gagal

Apabila bumil konsumsi MSG dan garam berlebih dari batasan, efek yang dapat dirasakan adalah sakit kepala, keringat berlebih, jatung berdebar-debar, dan kesemutan. Selain itu, dapat meningkatkan risiko preeklamsia. Yaitu kondisi tekanan darah tinggi dan adanya protein dalam urin. Kondisi ini berbahaya hingga perlu secepatnya penanganan medis karena dapat mengancam nyawa ibu hamil dan janin.

Tips aman untuk mengonsumsi MSG untuk bumil adalah membatasi tidak lebih dari 1500 mg, apabila ingin makan-makanan snack cek komposisi MSG dan pilih yang kandungannya lebih sedikit. Perhatikan komposisi lainnya seperti hydrolyzed soy protein, glutamic acid, yeast extract, sodium caseinate,  dan autolyzed yeast, karena bahan tersebut juga mengandung MSG.

Resep Ayam Rica-Rica Pedas Menggoda! Cita Rasa Khas Manado yang Wajib Dicoba

Selama masa kehamilan, batasi makanan cepat saji dan kemasan. Sebagai gantinya, bisa konsumsi buah-buahan, sayuran, daging tanpa lemak, telur, dan ikan. Sementara untuk makanan tertentu seperti seblak dan gorengan, boleh dikonsumsi asalkan porsinya dibatasi dan tidak terlalu sering.