Kerja Jarak Jauh, Gaya Hidup Baru di Era Digital

Ilustrasi bekerja dari rumah
Sumber :
  • https://pixabay.com/id/photos/belajar-sekolah-kampus-nyc-7217599/

Lifestyle, VIVA Bali – Dulu, bekerja identik dengan datang pagi ke kantor, duduk di meja kerja, dan pulang di sore hari. Namun, sejak pandemi COVID-19, cara pandang itu berubah drastis. Kini, kerja jarak jauh atau remote working bukan lagi sekadar pilihan darurat, melainkan sudah menjadi gaya hidup baru dalam dunia kerja modern.

Bekerja dari Mana Saja

Apa yang Kamu Kenakan, Itulah Dirimu, Benarkah Tren Mode Menggambarkan Karakter?

Salah satu daya tarik utama kerja jarak jauh adalah fleksibilitas. Kita bisa bekerja dari rumah, kafe favorit, atau tempat favorit lainnya selama ada koneksi internet. Fleksibilitas ini memberi kesempatan untuk menyeimbangkan kehidupan pribadi dan profesional. Tak heran jika banyak pekerja merasa lebih produktif karena tidak lagi terjebak macet berjam-jam atau menghabiskan tenaga untuk perjalanan pulang-pergi.

Perusahaan pun ikut merasakan manfaat. Dengan sistem remote, biaya operasional kantor bisa ditekan. Tidak perlu menyewa gedung besar, membayar listrik berlebih, atau menyediakan fasilitas fisik yang mahal. Sementara itu, karyawan bisa menghemat ongkos transportasi dan biaya hidup sehari-hari.

Dampak Positif Kerja Jarak Jauh

Kesehatan Mental di Kalangan Anak Muda, Masalah yang Sering Terabaikan

-          Fleksibilitas waktu dan lokasi, bisa kerja dari mana saja, kapan saja.

-          Work-life balance lebih baik, lebih banyak waktu dengan keluarga.

Bekerja Tanpa Kenal Waktu, Ini Arti Istilah Hustle Culture dan Dampak Buruknya

-          Efisiensi biaya, hemat ongkos transportasi, perusahaan hemat biaya kantor.

-          Produktivitas meningkat, terutama bagi mereka yang mandiri dan terorganisir.

-          Waktu ekstra bisa dipakai untuk kursus online.

-          Berkurangnya penggunaan kendaraan mengurangi polusi.

Dampak Negatif Kerja Jarak Jauh

-          Isolasi sosial, kurang interaksi dengan rekan kerja.

-          Risiko stres dan burnout, batas antara kerja dan hidup pribadi makin kabur.

-          Tantangan komunikasi, koordinasi tim bisa terhambat.

-          Produktivitas menurun, bagi yang sulit menjaga disiplin diri.

-          Keamanan data rentan, akses dari berbagai perangkat rawan diserang.

-          Ketimpangan teknologi, tidak semua orang punya internet stabil.

-          Dampak ekonomi lokal, bisnis kecil di sekitar kantor kehilangan pelanggan.

Pada akhirnya, remote working bukanlah tren sesaat, melainkan perubahan paradigma dalam dunia kerja. Tren ini membawa kebebasan sekaligus tanggung jawab baru.