Waspada! Ini 5 Ciri Perusahaan Red Flag yang Harus Dihindari Pelamar Kerja

Ilustrasi Perusahaan yang Toxic
Sumber :
  • https://www.freepik.com/free-photo

Lifestyle, VIVA Bali – Mencari pekerjaan memang tak mudah, apalagi di tengah persaingan yang semakin ketat. Namun, bukan berarti kamu harus menerima tawaran dari perusahaan mana saja tanpa berpikir dua kali. Faktanya, ada banyak perusahaan yang tampak menjanjikan di awal, tapi ternyata menyimpan tanda-tanda bahaya alias red flag. Jika kamu tidak hati-hati, bisa-bisa kariermu justru tersendat atau bahkan dirugikan secara finansial dan mental. Yuk, kenali ciri-cirinya agar kamu tidak terjebak!

Pecinta Film Wajib Tahu! Ini 10 Film Terbaik Sepanjang Masa Versi IMDb

1. Proses Rekrutmen Tidak Jelas atau Terlalu Cepat

Waspadai jika perusahaan hanya melakukan proses seleksi yang sangat cepat tanpa wawancara mendalam atau tanpa tahapan yang jelas. Perusahaan yang profesional biasanya memiliki alur seleksi yang terstruktur, seperti seleksi administrasi, wawancara HRD, hingga wawancara teknis. Jika kamu langsung ditawari posisi hanya lewat chat atau email tanpa proses yang wajar, bisa jadi itu perusahaan abal-abal atau tidak serius membangun tim.

6 Tips Jitu Menonton Film Horror Agar Pikiran Tenang dan Tidur Nyenyak!

2. Tidak Ada Informasi Jelas di Internet

Perusahaan yang terpercaya umumnya punya jejak digital yang kuat. Kalau kamu tidak menemukan informasi apapun soal perusahaan tersebut di Google, media sosial, atau situs resmi, sebaiknya pertimbangkan ulang. Perusahaan yang kredibel biasanya punya situs web profesional, profil di LinkedIn, dan terdaftar di basis data legal seperti OSS atau lembaga pemerintah terkait.

6 Langkah Membersihkan Kuas Make Up yang Benar agar Wajah Tetap Sehat

3. Menjanjikan Gaji Fantastis Tanpa Penjelasan Logis

Salah satu modus umum perusahaan tidak jelas adalah menawarkan gaji tinggi yang tidak masuk akal tanpa menjelaskan tanggung jawab pekerjaan secara rinci. Misalnya, posisi entry-level tapi bergaji setara manajer senior. Perusahaan seperti ini sering kali hanya memancing minat calon korban untuk tujuan tidak sehat, seperti meminta biaya pendaftaran, training, atau menjual produk.

Halaman Selanjutnya
img_title