Mau Bayi Sehat dan Cerdas? Ini Alasan ASI Tak Bisa Digantikan

Ilustrasi seorang ibu menggendong sambil menyusui anaknya.
Sumber :
  • https://www.pexels.com/photo/photo-of-a-beautiful-mother-breastfeeding-her-baby-7491270/

Kesehatan, VIVA Bali – Air Susu Ibu (ASI) sejak lama dikenal sebagai asupan terbaik untuk bayi. Namun, ada fakta penting yang sering luput dari perhatian banyak orang: ASI memiliki zat unik bernama faktor bioaktif yang tidak dapat ditemukan pada susu sapi, susu kambing, maupun susu formula.

Mengenal Jenis, Tujuan, hingga Cara Kerja Tes DNA

 

Fakta ini disampaikan oleh Konsultan Gizi Anak lulusan Universitas Indonesia (UI), dr. Klara Yuliarti, Sp.A(K) dalam sebuah diskusi media di Jakarta Pusat, Sabtu, 2 Agustus 2025, dikutip dari Antara.

Manfaat Vitamin C yang Tidak Boleh Anda Abaikan

 

“Faktor bioaktif itu bukan protein, bukan lemak, dan bukan sekadar nutrisi. Ia berfungsi untuk membantu kematangan usus dan meningkatkan kekebalan bayi,” ungkap dr. Klara.

6 Dampak Mengerikan Kurang Tidur, Dari Kulit Kusam Sampai Jantung Bermasalah!

 

Dr. Klara menjelaskan bahwa faktor bioaktif di dalam ASI, termasuk prebiotik dan probiotik alami, memiliki peran besar dalam mendukung sistem pencernaan bayi yang masih rentan.

 

“Bayi yang sering gumoh atau kembung itu umumnya ususnya belum matang. ASI membantu mematangkan sistem pencernaannya,” tegasnya.

 

Karena kandungan zat ini, menurut dr. Klara, ibu tidak perlu membeli suplemen probiotik atau prebiotik mahal, karena semua sudah tersedia secara alami di dalam ASI.

 

Manfaat ASI jauh lebih luas daripada hanya mencukupi kebutuhan gizi bayi. ASI juga:

-          Meningkatkan kekebalan tubuh bayi agar tidak mudah terserang penyakit.

-          Mendukung pertumbuhan dan kenaikan berat badan optimal.

-          Memperkuat ikatan emosional antara ibu dan anak sejak dini.

 

“Bayi sudah bisa mendengar sejak di dalam kandungan. Suara ibu, lagu, dan sentuhan kasih sayang adalah stimulus penting untuk perkembangan otak bayi. Itu adalah investasi kecerdasan yang tak bisa dinilai dengan uang,” kata dr. Klara yang juga anggota Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI).

 

Selain kaya manfaat, ASI juga lebih hemat dibandingkan susu formula.

 

“Susu formula membutuhkan botol, dot, dan biaya yang tidak sedikit. Sedangkan pompa ASI cukup dibeli satu kali dan bisa digunakan untuk anak berikutnya,” jelas dr. Klara.

 

Dengan demikian, menyusui bukan hanya pilihan yang lebih sehat, tapi juga lebih ekonomis bagi keluarga.

 

Keberhasilan menyusui dalam dunia medis biasanya diukur dari pertumbuhan bayi, terutama kenaikan berat badannya. Namun, menurut dr. Klara, manfaat ASI jauh melampaui angka di timbangan.

 

ASI membangun fondasi kesehatan jangka panjang, memperkuat imunitas, mematangkan sistem pencernaan, dan memberikan ikatan emosional yang tak tergantikan.

 

“ASI bukan hanya makanan, tapi investasi kesehatan dan kecerdasan anak di masa depan,” tutup dr. Klara.