Cari Produk Digital yang Laku Tapi Nggak Pasaran? Ini Caranya

Produk digital laku? Coba cara antimainstream ini!
Sumber :
  • https://www.pexels.com/photo/woman-holding-black-tablet-computer-6170399/

Lifestyle, VIVA Bali – Di tengah banjirnya e-book, template, dan kursus daring yang seragam, muncul satu pertanyaan penting, gimana sih cara menemukan produk digital yang laku keras tapi nggak itu-itu lagi? Kalau kamu pernah merasa stuck, mikir semua ide sudah keburu dijual orang duluan, artikel ini bisa jadi peta jalanmu.

1. Mulai dari Masalah, Bukan Tren

Eropa Luncurkan Mona Luna untuk Misi Pendaratan di Bulan Tahun 2030

Jangan buru-buru ikut arus tren digital. Justru, yang sering laku itu produk yang bisa menyelesaikan masalah niche spesifik. Contohnya? Bukan sekadar “template CV”, tapi “template CV ATS-friendly untuk fresh graduate jurusan seni”. Spesifik, dan menyasar kelompok yang belum banyak disentuh pasar.

Coba riset di:

Makna Psikologi  dari Kebiasaan Mengucapkan Kata “ Ya Kan”

Forum Quora, Reddit, atau Kaskus untuk menemukan masalah nyata yang sering ditanyakan orang.

Kolom komentar YouTube atau TikTok edukasi.

Jadwal Lengkap dan Ambisi Timnas Voli Putri Indonesia di SEA V League 2025

Kalau mereka curhat, “Gimana sih caranya ngatur keuangan kalau penghasilan freelance nggak tetap?”, itu bisa jadi peluang bikin produk seperti template cash flow bulanan untuk freelancer.

2. Gunakan Google Trends dan AnswerThePublic

Kedua tools ini gratis dan powerful. Google Trends bantu kamu lihat topik yang naik daun, sementara AnswerThePublic kasih daftar pertanyaan yang sering dicari orang. Gabungkan keduanya, kamu bisa nemu ide yang belum dilirik banyak kreator tapi punya demand besar.

Misalnya: Kata kunci “digital planner” sedang naik di Google Trends, tapi setelah digabung dengan “untuk anak kos”, kamu bisa ciptakan planner digital versi hemat dan minimalis, spesial untuk mahasiswa kosan.

3. Riset di Marketplace Produk Digital

Alih-alih buka Shopee, coba buka:

Etsy

Creative fabrica

Gumroad

Lihat kategori yang ramai tapi belum terlalu kompetitif. Misalnya, “social media planner untuk pet owner” atau “wall art Islami untuk gen Z”. Produk seperti ini mungkin nggak booming kayak e-book belajar Excel, tapi punya pasar loyal yang jarang ditarget.

4. Uji Pasar Kecil Lebih Dulu

Sebelum bikin produk digital yang kompleks, coba dulu MVP alias Minimum Viable Product. Buat versi kecilnya dulu, misalnya 1 lembar worksheet atau 1 modul kelas mini dan lihat respon audiensmu. Bisa pakai fitur Polling di Instagram Story atau post di komunitas niche (seperti komunitas freelance, hobi, atau parenting).

Kalau banyak yang bilang “Wah ini gue banget!”, lanjutkan.

5. Jangan Lupakan Nilai Tambah

Produk digital yang nggak pasaran itu biasanya punya nilai lebih yang jarang dijual orang:

Bonus konsultasi via chat

Desain yang estetik dan mobile-friendly

Penambahan audio atau video mini guide

Bukan cuma produknya yang beda, pengalaman orang menggunakannya juga terasa beda.

Kunci bikin produk digital yang laku tapi nggak pasaran bukan soal siapa yang lebih dulu, tapi siapa yang lebih jeli melihat celah pasar. Dengan riset mendalam, uji coba kecil-kecilan, dan nilai tambah yang autentik, kamu bisa bikin produk yang bukan cuma dibeli, tapi dicintai audiensmu.