Kayu Ini Lebih Keras dari Baja! Tapi Apa Bisa Kalahkan Ulin dan Jati?

Tegak dan tangguh, Buloke, si pohon terkeras di dunia
Sumber :
  • https://growbilliontrees.com/blogs/tree-stories/australian-buloke-tree=1&_sid=28c50d796&_ss=r

Lifestyle, VIVA Bali – Bayangkan sebuah kayu yang begitu keras, hingga gergaji baja pun bisa tumpul hanya dalam beberapa menit. Itulah Australian Buloke, kayu yang sering disebut sebagai yang terkeras di dunia. Kayu ini berasal dari Australia bagian timur dan dikenal karena tingkat kekerasannya yang luar biasa tinggi.

Generasi Z dan Tantangan Dunia Kerja  Antara Ambisi dan Realita

 

Dalam uji kekerasan kayu internasional, yaitu Janka Hardness Test, Australian Buloke mencatat nilai sekitar 5.060 lbf. Angka ini menempatkannya di puncak klasemen kayu-kayu terkeras yang pernah diuji. Bahkan kayu kelas dunia seperti lignum vitae atau ipe pun belum bisa menandingi kekuatannya.

Tips Agar Rambut Wangi Sepanjang Hari

 

Saking kerasnya, Australian Buloke jarang digunakan untuk kebutuhan umum. Biasanya kayu ini dipakai untuk benda-benda khusus seperti lantai eksklusif, gagang pisau, atau dekorasi kayu unik. Alat pertukangan biasa bahkan bisa rusak ketika digunakan untuk mengolahnya.

Hobi Lari atau Jogging? Berikut 5 Rekomendasi Sepatu Lari Lokal Terbaik untuk Jogging!

 

Namun Indonesia juga punya andalan sendiri dalam urusan kayu keras. Salah satunya adalah kayu ulin (Eusideroxylon zwageri), yang dijuluki sebagai “kayu besi”. Kayu ini banyak ditemukan di Kalimantan dan sangat terkenal karena kekuatan dan daya tahannya yang luar biasa.

 

Ulin memiliki nilai Janka lebih dari 3.000 lbf. Meski tidak sekeras Buloke, ulin unggul dalam hal ketahanan terhadap air, rayap, dan kelembapan tropis. Tak heran jika kayu ini biasa digunakan untuk membangun rumah adat, jembatan, hingga dermaga.

 

Berbeda dari Buloke yang cenderung rapuh saat diproses, ulin justru sangat kuat secara struktural. Bahkan di beberapa daerah, ulin bisa bertahan puluhan tahun tanpa lapuk meski terkena hujan dan panas setiap hari. Namun karena pertumbuhannya lambat dan kini langka, kayu ini termasuk yang dilindungi di hutan Indonesia.

 

Selain ulin, kayu jati juga jadi kebanggaan Indonesia. Meski tidak masuk kategori kayu super keras, jati tetap unggul dalam segi keindahan, kemudahan diolah, dan daya tahan terhadap pelapukan. Nilai Janka-nya sekitar 2.330 lbf, lebih rendah dari ulin dan jauh dari Buloke.

 

Namun jati memiliki minyak alami yang membuatnya tahan air dan rayap. Itulah mengapa kayu ini sangat populer untuk mebel, kusen, bahkan kapal. Seratnya yang indah dan warna cokelat keemasan membuatnya jadi favorit di industri furnitur.

 

Kalau dibandingkan, Australian Buloke menang mutlak dalam hal kekerasan. Tapi kekerasan bukan segalanya. Buloke susah diolah, alat cepat rusak, dan tidak cocok untuk proyek konstruksi besar.

 

Sementara ulin punya kekerasan tinggi dan sangat cocok untuk struktur luar ruangan. Jati mungkin paling lembut di antara ketiganya, tapi justru unggul karena fleksibel dan estetis.

 

Ketiga jenis kayu ini menunjukkan bahwa setiap kayu punya kekuatan masing-masing. Kayu keras seperti Buloke cocok untuk aplikasi yang ekstrem. Ulin lebih ideal untuk ketahanan jangka panjang di lingkungan tropis. Dan jati tetap menjadi primadona untuk furnitur berkualitas dan tahan lama.

 

Indonesia patut bangga karena memiliki dua jenis kayu unggulan yang mampu bersaing dengan kayu kelas dunia. Tapi di sisi lain, penting untuk mengelola sumber daya hutan dengan bijak agar kayu-kayu ini tetap lestari.

 

Melestarikan hutan dan menanam kembali pohon-pohon keras seperti ulin dan jati adalah langkah penting. Tidak hanya untuk menjaga ekosistem, tapi juga untuk memastikan generasi mendatang bisa menikmati kekayaan alam Indonesia yang luar biasa ini.