Kualitas Bukan Sekadar Janji, Rasakan Kenyamanan Sarung Goyor Tenun ATBM

Sarung Goyor, Lembut, Adem, Dan Penuh
Sumber :
  • https://1.bp.blogspot.com/-HdUTx7yct9U/WC1cJqlhLGI/AAAAAAAAAts_1..jpg

Lifestyle, VIVA Bali – Produksi sarung di Indonesia merupakan salah satu industri tekstil tradisional yang masih bertahan dan terus berkembang hingga saat ini. Indonesia dikenal sebagai salah satu produsen sarung terbesar di dunia, baik untuk pasar lokal maupun ekspor.

Rahasia Otak Anti Lupa yang Wajib Kamu Tahu!

Produksi sarung menyerap ribuan tenaga kerja lokal, mendukung pelestarian budaya, dan menjadi komoditas ekspor bernilai miliaran rupiah setiap tahun. Beberapa daerah yang terkenal sebagai sentra produksi sarung di Indonesia diantaranya yaitu Kabupaten Pemalang, Propinsi Jawa Tengah.

Kabupaten Pemalang sudah lama terkenal dengan sentra sarungnya yang bernama Sarung Goyor “Toldem.” Sarung goyor sudah merambah ke pasa manca negara seperti diekspor ke Malaysia, Brunei, dan Timur Tengah. Bahkan, sudah banyak dikreasikan menjadi busana muslim modern, souvenir daerah, hingga produk fashion kekinian. Namun disayangkan jika banyak orang yang belum mengetahuinya

Viktor Gyokeres, Kunci Baru Serangan Arsenal? Biaya Transfer dan Potensi di Liga Inggris

Keberadaan Sarung Goyor mulai langka dikarenakan kalah pamor dengan sarung produk Alat Tenun Mesin yang diproduksi oleh korporasi besar dengan produksi yang massal juga. Secara pelahan, sentra-sentra pengrajin sarung goyor pun mulai terkikis.

Banyak daerah di Kabupaten Pemalang yang dulu menjadi pusat produksi sarung Goyor, namun kini tinggal sekitar Desa Wanarejan saja yang masih bertahan.

Film Komedi Horor Pesugihan Sate Gagak Diumumkan Mulai Diproduksi

Sarung Goyor adalah kain tradisional khas Indonesia, khususnya dari daerah Pemalang, Jawa Tengah, yang dibuat menggunakan teknik tenun tradisional. Sarung ini terkenal karena memiliki tekstur yang lembut, lentur (goyor), dan ringan, serta motif-motif klasik maupun modern yang menarik.

Sarung Goyor mulai berkembang sejak awal abad ke-20, terutama di Pemalang dan Pekalongan. Dulu banyak digunakan oleh para santri dan masyarakat pesantren karena kenyamanannya.

Halaman Selanjutnya
img_title