Waspada Overhidrasi, Lebih Banyak Air Belum Tentu Lebih Sehat
- https://www.alodokter.com Link: https://www.alodokter.com/6-ciri-ciri-kelebihan-minum-air-putih-yang-perlu-dikenali
Kesehatan, VIVA Bali – Terlalu banyak minum air putih memiliki risiko yang serius. Selain hiponatremia yang telah disebutkan, ada beberapa poin penting lainnya dari sumber yang sama mengenai bahaya overhidrasi:
Beberapa informasi yang dilansir dari www.mayoclinic.org dan www.health.harvard:
1. Definisi Hiponatremia: Mayo Clinic secara spesifik menyebutkan bahwa hiponatremia terjadi ketika kadar natrium dalam darah turun di bawah 135 miliekuivalen (mEq) per liter (L). Tingkat natrium darah normal berada di kisaran 135 hingga 145 mEq/L.
2. Mekanisme Kerusakan: Ketika kadar natrium turun terlalu cepat karena terlalu banyak air, cairan bergerak keluar dari aliran darah dan masuk ke dalam sel-sel jaringan, menyebabkan sel-sel ini membengkak. Dalam kasus ekstrem, otak tidak dapat mengakomodasi pembengkakan yang begitu intens, yang dapat mengakibatkan masalah neurologis atau bahkan kematian.
3. Gejala yang Lebih Lengkap: Gejala hiponatremia akibat overhidrasi dapat meliputi:
1. Mual dan muntah
2. Sakit kepala
3. Kembung
4. Tangan dan kaki bengkak
5. Kram atau kejang otot
6. Kelelahan atau kantuk yang berlebihan
7. Perubahan kondisi mental (kebingungan, lekas marah, gelisah)
8. Kejang
9. Koma
4. Kapan Harus Mencari Pertolongan Medis: Segera cari perawatan darurat jika seseorang mengalami tanda dan gejala hiponatremia yang serius seperti mual dan muntah, kebingungan, kejang, atau kehilangan kesadaran. Hubungi profesional kesehatan jika Anda tahu Anda berisiko hiponatremia dan mengalami mual, sakit kepala, kram, atau kelemahan.
5. Faktor Risiko Tambahan: Beberapa faktor dapat meningkatkan risiko hiponatremia:
1. Usia: Lansia mungkin memiliki lebih banyak faktor pemicu hiponatremia, termasuk perubahan terkait usia, konsumsi obat-obatan tertentu, dan kemungkinan lebih tinggi mengembangkan penyakit kronis yang mengubah keseimbangan natrium tubuh.
2. Obat-obatan Tertentu: Obat-obatan seperti diuretik thiazide, beberapa antidepresan, dan obat penghilang rasa sakit dapat meningkatkan risiko. Obat rekreasional ekstasi juga telah dikaitkan dengan kasus hiponatremia yang fatal.
3. Kondisi Medis yang Mendasari: Gagal jantung, gagal ginjal, sirosis hati, dan sindrom nefrotik dapat mempengaruhi kemampuan tubuh untuk mengeluarkan kelebihan air.
6. Air Minum pada Atlet: Atlet ketahanan, seperti pelari maraton atau peserta triathlon, sangat berisiko karena mereka cenderung minum air dalam jumlah besar saat berolahraga intensif tanpa mengganti elektrolit yang hilang melalui keringat. Wanita dan anak-anak juga lebih rentan terhadap hiponatremia karena ukuran tubuh mereka yang lebih kecil.
7. Indikator Urine: Warna urine adalah indikator yang baik. Urine yang jernih dan tidak berwarna seperti air mungkin menandakan overhidrasi, karena ginjal mengeluarkan kelebihan air yang telah mengencerkan produk limbah yang biasanya memberikan warna pada urine.
8. Penyesuaian Individu: Kebutuhan hidrasi setiap orang sangat bervariasi. Faktor-faktor seperti tingkat aktivitas, iklim, kondisi kesehatan, dan penggunaan obat-obatan dapat mempengaruhi berapa banyak air yang dibutuhkan. Penting untuk mempersonalisasi asupan air dan berkonsultasi dengan dokter jika tidak yakin.
Mengingat potensi bahaya overhidrasi, penting untuk selalu mendengarkan sinyal tubuh Anda dan tidak berlebihan dalam konsumsi air. Keseimbangan adalah kunci untuk menjaga kesehatan optimal. Jika Anda memiliki kekhawatiran tentang asupan air atau mengalami gejala yang tidak biasa, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan profesional kesehatan.