Kenali Gejala Parkinson Sebelum Terlambat! Ini yang Dialami Ozzy Osbourne
- Freepik/Raw pixel
Diagnosa Parkinson
Diagnosa Parkinson tidak dilakukan dengan tes darah, melainkan melalui pengamatan klinis dan neurologis. Gejala fisik dan riwayat pasien menjadi kunci.
Beberapa dokter juga menggunakan teknologi pemindaian otak seperti DaTscan untuk membantu diagnosis.
Menurut publikasi ilmiah "Clinical diagnosis of Parkinson’s disease: accuracy and challenges” dalam jurnal Current Neurology and Neuroscience Reports (2020), akurasi diagnosis Parkinson masih jadi tantangan, terutama pada stadium awal karena gejalanya mirip dengan beberapa penyakit saraf lainnya.
Cara Pengobatan
Parkinson memang belum bisa disembuhkan, tetapi gejalanya dapat dikelola. Obat utama yang digunakan adalah levodopa yang dikombinasikan dengan carbidopa. Terapi ini membantu menggantikan dopamin yang hilang.
Pada tahap lanjut, pasien bisa menjalani tindakan Deep Brain Stimulation (DBS), yaitu prosedur menanamkan elektroda ke otak untuk membantu mengatur aktivitas saraf.
Dalam jurnal ilmiah "Deep Brain Stimulation for Parkinson's Disease: An Expert Consensus and Review" dari Nature Reviews Neurology, terapi DBS terbukti efektif mengurangi gejala motorik pada pasien yang tidak lagi merespons obat.