Digigit Ular Weling? Ini 5 Langkah Pertolongan Pertama Selamatkan Jiwa

Pertolongan pertama ketika digigit ular weling
Sumber :
  • Wikimedia/Wibowo Djatmiko

Kesehatan, VIVA Bali – Digigit ular weling bisa bikin panik, tapi jangan asal bertindak! Kenali 5 langkah pertolongan pertama yang terbukti ilmiah ini, bisa jadi pembeda antara hidup dan bahaya.

Jarang Disadari, Ini 5 Dampak Anhedonia yang Perlahan Merusak Kesehatan Mentalmu

Ular weling, si cantik mematikan dengan corak belang hitam-putih atau hijau mencolok, bukan sekadar penghuni semak-semak di pedalaman. Ia juga bisa muncul di kebun, sawah, bahkan dekat rumah warga di pinggiran kota.

Meski tampak menawan, ular weling dikenal sebagai salah satu spesies berbisa yang patut diwaspadai. Jika tak ditangani dengan benar, gigitannya bisa berujung fatal.

Menjaga Kesehatan Mental di Tengah Tekanan Hidup Modern

Secara ilmiah, ular weling dikenal sebagai Bungarus candidus, anggota keluarga Elapidae, satu rumpun dengan kobra dan ular laut.

Bisa yang dihasilkan mengandung neurotoksin kuat, menyerang sistem saraf pusat dan bisa menyebabkan kelumpuhan otot pernapasan.

7 Penyebab Tak Terduga Tangan Gemetar dan Solusi Medis Terbukti Ampuh

Ular ini biasanya aktif pada malam hari (nokturnal), dan lebih memilih menghindari manusia. Namun, konflik bisa terjadi jika habitatnya terganggu atau saat tak sengaja terinjak.

 

Gejala Gigitan

Berbeda dengan beberapa jenis ular lain yang menimbulkan rasa nyeri hebat, gigitan ular weling sering kali tidak terasa sakit pada awalnya.

Inilah yang membuatnya berbahaya: korban merasa baik-baik saja padahal racun sudah mulai bekerja.

Gejala yang bisa muncul setelah digigit ular weling antara lain pusing, mual, muntah, penglihatan kabur, otot terasa kaku, kesulitan bicara, napas mulai pendek-pendek, hingga tubuh perlahan lumpuh.

Menurut studi Pertolongan Pertama Gigitan Ular Berbisa yang dimuat dalam Jurnal Kesehatan Tambusai, efek bisa ular weling umumnya muncul 1–2 jam setelah gigitan. Itulah mengapa observasi medis sangat penting, bahkan saat luka tampak sepele.

 

Pertolongan Pertama

Berikut langkah-langkah pertolongan pertama yang direkomendasikan dalam berbagai jurnal medis, termasuk WHO Guidelines for Snakebite Management dan kajian ilmiah dalam Jurnal Aurelia Kesehatan sertaJurnal Kesehatan Kusuma Husada:

 

1. Tetap Tenang dan Batasi Gerakan

Semakin panik dan aktif tubuh, semakin cepat racun menyebar. Usahakan korban tetap tenang dan hindari gerakan yang tidak perlu.

2. Imobilisasi Bagian Tergigit

Gunakan kain elastis atau perban untuk membalut bagian yang tergigit, tanpa terlalu kencang.

Bila ada, pasang bidai seperti saat menangani tulang patah.

3. Jaga Posisi Luka Lebih Rendah dari Jantung

Ini akan membantu memperlambat laju racun masuk ke organ vital.

4. Jangan Hisap Bekas Gigitan

Hindari menghisap luka, menyayat kulit, membakar luka, atau mengikat bagian tubuh dengan sangat kencang (tourniquet).

Praktik-praktik ini terbukti memperburuk kondisi korban dan meningkatkan risiko infeksi atau kerusakan jaringan.

5. Segera Bawa ke Fasilitas Kesehatan

Jangan menunda waktu, karena korban perlu mendapat observasi medis, termasuk kemungkinan pemberian serum antivenom atau bantuan pernapasan jika diperlukan.

6. Catat Waktu Gigitan dan Ciri Ular

Jika memungkinkan, foto atau ingat bentuk ular tanpa mencoba menangkapnya. Ini akan sangat membantu petugas medis dalam menentukan penanganan yang tepat.

 

Penanganan Lanjutan

Tenaga medis akan memantau kondisi korban, mengecek fungsi saraf, pernapasan, dan kemungkinan gangguan pada jantung.

Jika diperlukan, antivenom akan diberikan, meski pada beberapa kasus bisa cukup dengan perawatan suportif.

Berdasarkan Guidelines for the management of snakebites yang diterbitkan WHO, penting untuk tetap mengamati pasien minimal 24 jam pasca-gigitan karena gejala bisa muncul tertunda.

 

Pentingnya Edukasi

Kasus gigitan ular di Indonesia masih tergolong tinggi, terutama di wilayah pertanian dan kawasan hutan. Untuk mencegahnya, ada beberapa langkah sederhana yang terbukti efektif menyelamatkan nyawa.

Misalnya, rutin membersihkan pekarangan dari semak-semak dan tumpukan kayu tempat ular bisa bersembunyi, memakai sepatu tertutup saat berada di kebun, memastikan penerangan cukup terutama saat malam hari, dan menghindari kebiasaan tidur langsung di lantai pada area yang rawan ular masuk.

Ular weling memang cantik, tapi di balik warna mencoloknya tersembunyi racun mematikan yang bisa menyerang tanpa ampun. Meski begitu, gigitan ular bukanlah akhir dari segalanya.

Dengan respons cepat, penanganan yang tepat, dan informasi yang akurat, peluang untuk sembuh sangat besar. Jangan biarkan mitos dan kepanikan mengambil alih. Karena di saat racun datang, pengetahuan bisa jadi tameng terbaik untuk menyelamatkan hidup.