Obat Mual Biasa Ini Ternyata Bisa Selamatkan Pasien Kanker Payudara!

Ilustrasi wanita memegang pita solidaritas kanker payudara.
Sumber :
  • https://www.pexels.com/photo/woman-holding-pink-ribbon-5483014/

Kesehatan, VIVA Bali – Obat anti-mual yang selama ini hanya dikenal sebagai pendamping kemoterapi, kini menunjukkan potensi luar biasa dalam melawan kanker payudara. Temuan ini datang dari sebuah studi besar yang dilakukan oleh para peneliti di Australia dan Norwegia, dan membawa harapan baru, terutama bagi penderita kanker payudara triple negatif jenis kanker yang terkenal agresif dan sulit diobati.

3 Posisi Tidur Anti Gagal yang Sering Diabaikan Penderita Asam Lambung

Dalam studi yang dipublikasikan pada Selasa (15/7), para peneliti menganalisis data dari 13.811 wanita di Norwegia yang menjalani pengobatan kanker payudara stadium awal antara tahun 2008 hingga 2020. Semua pasien menjalani kemoterapi dan menerima obat anti-mual sebagai bagian dari perawatan mereka.

Namun, hanya satu jenis obat yang memberikan hasil mencolok: aprepitant, yang biasa diberikan untuk mencegah mual parah akibat kemoterapi. Wanita yang menggunakan aprepitant menunjukkan:

Cara Sederhana Memebersihkan Karang Gigi

Penurunan risiko kekambuhan kanker sebesar 11%

Penurunan risiko kematian akibat kanker payudara sebesar 17% dalam periode 10 tahun

Cold Plunge Bali, Manfaat Terapi Air Dingin di Air Terjun Tersembunyi

Pada pasien dengan kanker payudara triple negatif, manfaatnya bahkan lebih dramatis:

Risiko kekambuhan berkurang hingga 34%

Risiko kematian turun 39%

Menurut ketua peneliti Dr. Aeson Chang dari Monash Institute of Pharmaceutical Sciences (MIPS), hasil ini sangat penting karena kanker payudara triple negatif memiliki keterbatasan dalam pilihan pengobatan.

"Karena sifat kanker triple negatif yang agresif dan minim terapi tertarget, penggunaan obat seperti aprepitant yang sudah dikenal aman menjadi jalur strategis untuk meningkatkan hasil pengobatan," ujar Chang.

Studi ini diterbitkan dalam Journal of the National Cancer Institute yang dikelola oleh Oxford University Press.

Yang menarik, manfaat luar biasa ini tidak ditemukan pada obat anti-mual lain, menjadikan aprepitant unik dalam kemampuannya memberi efek perlindungan terhadap kanker. Ini mendorong pertanyaan lebih lanjut: apakah aprepitant memiliki mekanisme khusus yang memengaruhi sel kanker?

Profesor Erica Sloan dari MIPS menambahkan bahwa hasil penelitian ini bisa mendorong perubahan dalam pedoman pengobatan saat ini. Selama ini, aprepitant hanya diberikan pada pasien yang memiliki risiko tinggi mengalami mual dan muntah selama kemoterapi.

"Hasil ini membuka potensi besar untuk mengubah pendekatan terhadap terapi suportif. Namun, kami tetap menekankan perlunya uji klinis lanjutan sebelum penggunaan aprepitant diperluas sebagai bagian dari strategi pengobatan kanker," jelas Sloan.

Penemuan ini memberikan secercah harapan baru bagi pasien kanker payudara, khususnya yang menghadapi tantangan berat akibat subtipe triple negatif. Dengan hasil yang signifikan dan profil keamanan yang baik, aprepitant bisa menjadi pelengkap penting dalam terapi kanker di masa depan.

Studi ini juga menunjukkan bahwa obat-obatan pendukung yang selama ini dianggap "biasa" bisa memiliki potensi luar biasa, jika dilihat dari perspektif baru dan diuji secara menyeluruh.

Meskipun hasil ini menjanjikan, para ahli menegaskan bahwa pasien tidak boleh menggunakan aprepitant di luar indikasi yang direkomendasikan tanpa konsultasi dan pengawasan dokter. Penelitian lanjutan tetap dibutuhkan untuk memastikan keamanan dan efektivitasnya dalam konteks jangka panjang.