Mau Operasi Rahang Tanpa Ribet? Jangan Lupa Pasang Behel Dulu!
- https://www.pexels.com/photo/a-woman-with-braces-smiling-5842010/
Lifestyle, VIVA Bali – Operasi perbaikan rahang atau ortognatik kian populer, baik karena kebutuhan medis maupun alasan estetika. Namun tak banyak yang tahu bahwa sebelum menjalani prosedur ini, pemasangan behel justru menjadi langkah penting yang tidak boleh dilewatkan.
Hal tersebut disampaikan oleh dr. Dwi Wicaksono, Sp.B.P.R.E., Subsp.K.M.(K), Dokter Spesialis Bedah Plastik Subspesialis Kraniomaksilofasial dari RSCM, dalam sebuah diskusi daring yang digelar Jumat (12/7) lalu.
“Pemasangan behel sangat disarankan sebelum operasi karena membantu kami dalam mendapatkan struktur rahang yang lebih ideal dan mempermudah proses bedah,” jelas dokter lulusan Universitas Indonesia tersebut.
Behel tidak hanya berfungsi untuk merapikan gigi, tetapi juga berperan besar dalam membentuk lengkungan rahang yang akan menjadi fondasi dalam tindakan operasi. Dengan rahang yang sudah tersusun baik berkat behel, proses pemotongan tulang dan penyesuaian saat operasi akan menjadi lebih efisien dan minim risiko.
Sebaliknya, jika posisi gigi masih acak atau tidak sejajar, operasi bisa menjadi lebih rumit. Dokter bisa saja harus memotong rahang dalam beberapa bagian, seperti dua atau tiga potongan, tergantung tingkat ketidaksejajaran gigi pasien.
Dalam proses ortognatik, dokter juga memerlukan alat bantu bernama wafer atau splint. Alat ini digunakan untuk menentukan posisi rahang yang benar selama tindakan pembedahan. Namun, agar wafer bisa difungsikan dengan tepat, dokter membutuhkan penopang berupa kawat behel.
“Wafer itu fungsinya sebagai panduan operasi, dan untuk mengaitkannya perlu kawat dari behel. Jadi, tanpa behel, panduan operasinya tidak bisa maksimal,” kata dr. Dwi.
Behel tidak langsung dilepas pasca operasi. Menurut dr. Dwi, pasien tetap perlu menggunakan behel hingga dokter ortodonti menyatakan bahwa posisi gigi dan rahang sudah benar-benar stabil.
“Lepas behel itu tidak bisa sembarangan. Harus dinilai dulu oleh spesialis ortodonti sampai hasilnya dinyatakan optimal,” tambahnya.
Sementara itu, drg. Julietta Pancawati, Sp.Ort., FCFO, Dokter Spesialis Ortodonti RSCM, menambahkan bahwa prosedur surgery first atau operasi langsung tanpa behel hanya bisa dilakukan jika struktur gigi pasien sudah sangat baik sejak awal.
Namun sayangnya, kondisi ini jarang ditemukan. Banyak pasien justru datang dengan gigi yang berjejal, sempit, atau sumbing yang semuanya membutuhkan perawatan ortodonti terlebih dahulu.
“Kalau lengkung giginya bagus, bracket bisa langsung dipasang dan kita bisa lakukan surgery first. Tapi itu jarang terjadi,” jelas drg. Julietta.
Dalam dunia kedokteran gigi dan bedah wajah, behel bukan sekadar alat untuk merapikan gigi, tetapi merupakan elemen penting yang menunjang keberhasilan operasi rahang.
Mulai dari membentuk struktur rahang yang ideal, mempermudah tindakan pembedahan, hingga memastikan hasil akhir yang stabil dan estetis, behel memegang peranan vital.
Jadi, bagi Anda yang berencana menjalani operasi ortognatik, pastikan berkonsultasi dengan dokter ortodonti terlebih dahulu dan siapkan perawatan behel sebagai bagian dari proses menuju hasil yang sempurna.