Banyak yang Belum Tahu, Sumbing Bisa Diperbaiki Walau Sudah Dewasa!

Seorang anak yang sudah mengalami operasi bibir sumbing.
Sumber :
  • https://www.istockphoto.com/id/foto/potret-gadis-muda-kaukasia-bermain-dengan-bola-gm1422319517-467642230?searchscope=image%2Cfilm

Lofestyle, VIVA Bali – Selama ini, bibir sumbing seringkali dianggap hanya perlu ditangani saat bayi atau anak-anak. Namun, menurut dokter spesialis bedah plastik subspesialis kraniomaksilofasial dari RSCM Jakarta, dr. Dwi Wicaksono, Sp.B.P.R.E., Subsp.K.M.(K), penanganan bibir sumbing masih sangat relevan dan penting hingga usia remaja dan dewasa, terutama melalui tindakan bedah rahang atau ortognatik.

Ternyata Trauma Bisa “Menular”! Ini Kata Pakar Kesehatan Mental

Dalam diskusi daring yang digelar Jumat (12/7), dr. Dwi menjelaskan bahwa pasien dengan bibir sumbing dapat mengalami keterlambatan pertumbuhan pada rahang atas, yang menyebabkan berbagai masalah fungsi, seperti sulit mengunyah, berbicara, hingga bernapas.

"Masalah pertumbuhan rahang atas ini membuat pasien kesulitan mengunyah. Celah pada bibir juga bisa mempengaruhi fungsi faring dalam menyalurkan makanan, minuman, dan udara," ujar dr. Dwi.

Ternyata Pola Asuh Zaman Dulu Bisa Timbulkan Luka Batin, Ini Penjelasannya

Operasi bedah rahang, kata dr. Dwi, bukan hanya bertujuan memperbaiki penampilan wajah, tetapi juga mengoptimalkan fungsi-fungsi dasar seperti makan, bicara, dan pernapasan. Prosedur ini dapat dilakukan pada pasien berusia remaja hingga dewasa.

Operasi mencakup pembedahan rahang atas, rahang bawah, dan dalam beberapa kasus melibatkan dagu. Menurutnya, operasi sebaiknya dilakukan secara menyeluruh pada rahang atas dan bawah jika memungkinkan, untuk hasil yang lebih baik dan simetris.

Mau Operasi Rahang Tanpa Ribet? Jangan Lupa Pasang Behel Dulu!

"Pembedahan lebih baik langsung dilakukan pada rahang atas dan bawah sekaligus jika memungkinkan," jelasnya.

Sebelum operasi dilakukan, pasien akan menjalani pemeriksaan CT scan kepala dan gigi, yang kemudian diproses menggunakan software digital untuk mensimulasikan posisi rahang yang ideal.

"Kita bisa memprediksikan harus memotong seberapa banyak, apakah perlu dimajukan, dimundurkan, atau dirotasi. Semua bisa dilakukan simulasi dengan software komputer," ujar dr. Dwi.

Simulasi ini memungkinkan dokter untuk memperkirakan bentuk akhir wajah pasien dan mengoptimalkan penanganan yang akan dilakukan.

Dalam beberapa kasus, operasi rahang juga membutuhkan cangkok tulang yang diambil dari tulang kaki (tibia) atau pinggul (iliaka) untuk menutupi kekosongan tulang akibat celah sumbing. Proses persiapan operasi biasanya membutuhkan waktu sekitar satu bulan.

"Penggunaan cangkok tulang akan mempengaruhi hasil operasi selanjutnya," tambahnya.

dr. Dwi juga menegaskan bahwa sumbing adalah kelainan bawaan yang bisa terjadi pada bibir, gusi, atau langit-langit mulut. Penanganannya bisa dimulai sejak bayi, misalnya:

0–3 bulan: operasi bibir

9–12 bulan: operasi langit-langit mulut

16 tahun (perempuan) / 17–18 tahun (laki-laki): operasi rahang

"Sumbing ini sampai dewasa pun masih bisa dikerjakan. Sayangnya, informasi ini belum terlalu populer di masyarakat," ujarnya.

Sumbing bukan hanya masalah penampilan, melainkan gangguan bawaan yang mempengaruhi fungsi vital tubuh. Meski operasi awal dilakukan sejak bayi, tindakan lanjutan seperti operasi rahang tetap bisa dan perlu dilakukan saat dewasa.

Dengan kemajuan teknologi medis dan perencanaan digital yang cermat, pasien sumbing kini punya peluang lebih besar untuk hidup dengan fungsi mulut dan wajah yang optimal, serta kepercayaan diri yang meningkat.