Sejarah Mengapa Pemain Tenis Wimbledon Pakai Pakaian Serba Putih
Lifestyle, VIVA Bali – Inilah satu-satunya kejuaraan tenis di dunia yang para pemainnya tidak memakai pakaian aneka warna, mereka wajib mengenakan pakaian serba putih saat pertandingan berlangsung.
Kejuaraan tenis yang mewajibkan para pemain tenis berpakaian warna putih adalah kejuaran tenis Wimbledon di Inggris.
Pakaian warna putih para pemain di turnamen tenis grand slam tahunan ini sudah menjadi tradisi sejak awal olahraga ini mulai dimainkan, yaitu sejak akhir Era Victoria di tahun 1870-an hingga saat ini.
Pakaian Luar dan Pakaian Dalam Pemain Wajib Putih Total
Aturan pakaian warna putih berlaku saat pemain memasuki lapangan. Pakaian tersebut harus putih total, bukan ‘putih pucat atau krem’.
Satu-satunya warna yang diizinkan ada di pakaian adalah satu garis tepi sekitar satu sentimeter.
Sedangkan logo sponsor pemain harus kecil.
Aturan pakaian serba putih ini juga berlaku untuk pakaian dalam, topi, ikat kepala, gelang tangan, kaus kaki, dan sepatu (khusus untuk lapangan rumput).
Tidak hanya itu, peralatan dan perlengkapan medis juga harus berwarna putih. Namun peralatan medis boleh berwarna lain ‘jika benar-benar diperlukan’.
Warna Putih Kurangi Visibilitas Keringat Pemain
Pada Era Victoria, warna putih dianggap warna yang sangat sopan karena mampu mengurangi visibilitas keringat pemain. Selain itu, warna putih dianggap lebih mudah menyerap keringat pemain dan tidak terlalu panas bila dibandingkan warna lain.
Turnamen tenis Wimbledon ini pertama kali diadakan pada tahun 1877. Sedangkan kaum wanita baru diizinkan untuk ikut berkompetisi di turnamen Wimbledon pada tahun 1884.
Pada masa Victoria, noda keringat yang terlihat di pakaian dianggap melanggar kesopanan dan tidak sedap dipandang. Sehingga air keringat yang terlihat di pakaian para pemain harus disamarkan.
Aturan Seragam Putih yang Sangat Ketat
Jika wasit melihat pemain mengenakan pakaian berwarna, wasit akan meminta pemain untuk mengganti pakaian.
Kemudian, jika ada garis yang berwarna lain, wasit akan mengeluarkan pengukur untuk memastikannya memenuhi pedoman resmi aturan berpakaian.
Namun demikian, ada beberapa pemain tenis yang menguji aturan berpakaian tersebut.
Contohnya Andre Agassi. Petenis Amerika Serikat ini pernah memboikot Wimbledon dari tahun 1988 hingga 1990.
Pemicunya, ia lebih suka mengenakan perlengkapan tenis dengan warna-warna cerah dibandingkan berpakaian serba putih.
Ia akhirnya mengenakan pakaian serba putih bertanding di Wimbledon pada tahun 1991.
Pada tahun 2013 ada Roger Federer yang sengaja melanggar aturan Wimbledon. Juara Wimbledon sebanyak delapan kali ini nekad mengenakan sepatu putih bersol oranye. Akhirnya heboh. Setahun kemudian Wimbledon memperketat aturan warna sol sepatu.
Dari sektor putri ada dua saudara perempuan Venus Williams dan Serena Williams. Keduanya kompak melanggar batasan aturan berpakaian.
Pada tahun 2010 dan 2012, Serena Williams mengenakan celana dalam berwarna cerah selama turnamen. Alasannya untuk keberuntungan.
Pada tahun 2017, giliran Venus Williams yang berulah. Ia mengenakan bra merah muda saat melawan Elise Mertens. Wasit pun meminta Venus untuk mengganti kostumnya.
Pada turnamen tahun 2022, Nick Kyrgios juga berani melanggar aturan berpakaian yang ketat. Kala itu, ia mengenakan sepatu kets Jordan berwarna merah-putih dan topi serba merah saat berjalan di dalam dan di luar lapangan.
Aturan Berpakaian Wimbledon Berubah
Mulai tahun 2023, perempuan diizinkan mengenakan celana dalam berwarna gelap. Celana pendek berwarna gelap juga dianggap sebagai cara untuk memberikan pemain lebih banyak kepercayaan diri dan kenyamanan, terutama jika mereka sedang menstruasi selama turnamen.
Namun, celana dalam tersebut tetap tidak boleh lebih panjang dari rok atau celana pendek tenis mereka.