Ketika Kaum Rebahan Menaklukkan Dunia, Sejarah Para Penguasa yang Mager tapi Legendaris

Diam-Diam Menaklukkan Dunia
Sumber :
  • https://postimg.cc/nswyBMpx

Lifestyle, VIVA Bali – Di dunia yang sekarang serba cepat, sibuk, dan harus hustle 24/7, mungkin sulit membayangkan bahwa beberapa tokoh paling berpengaruh dalam sejarah dunia justru dikenal… mager. Ya, mereka bukan tipe pemimpin yang selalu pidato bombastis, turun ke medan perang setiap hari, atau keliling negeri menyapa rakyat. Tapi justru karena ketenangan, kesabaran, bahkan keliatan santainya, mereka malah jadi legenda.

Berkebun di Teras, Urban Gardening yang Naik Daun

Apakah mereka pemalas? Tidak selalu. Tapi apakah mereka tahu kapan harus rebahan, kapan harus diam, dan kapan harus bergerak? Sangat tahu.

1. Louis XVI – Raja Tukang Kunci dari Prancis

Louis XVI bukan raja flamboyan seperti kakeknya, Louis XIV. Ia lebih suka bengkel kecil di Versailles ketimbang pesta mewah. Hobi utamanya? Membongkar dan memperbaiki kunci dan gembok. Sejarawan bahkan mencatat bahwa ia menghabiskan waktu berjam-jam di ruang kerjanya hanya untuk utak-atik mekanisme kecil.

Jadwal Full Moon 2025 di Bali, Rencanakan Liburan Penuh Cahaya

Sayangnya, kebiasaannya yang terlalu santai itu membuatnya gagal membaca tanda-tanda bahwa rakyat Prancis sedang geram. Akhirnya, meledaklah Revolusi Prancis dan... kita tahu kelanjutannya: giljotin.

Walau tragis, kisah Louis XVI menunjukkan bahwa bahkan raja besar pun bisa terlalu fokus pada hal kecil dan “mengabaikan dunia” — tapi di mata sejarah, ini tetap menarik karena menunjukkan sisi manusiawi seorang raja.

2. Emperor Hirohito – Tenang Tapi Mematikan

Langit Dikepalai, Bumi Ditinggalkan

Dikenal sangat kalem dan pendiam, Emperor Hirohito sering tampil sebagai simbol semata. Tapi di balik layar, ia ikut menyetujui berbagai keputusan penting saat Jepang bergerak dalam Perang Dunia II.

Setelah kalah perang, ia tetap dipertahankan sebagai Kaisar oleh Amerika Serikat, meskipun perannya jadi simbolik. Tapi selama 62 tahun memerintah, ia melihat Jepang runtuh, bangkit kembali, dan menjadi kekuatan ekonomi dunia. Semua itu ia lakukan tanpa banyak drama. Diam-diam... tapi jalan terus.

Bisa dibilang, dia salah satu simbol kekuatan pasif terbesar dalam sejarah modern.

3. Sultan Agung – Meditasi, Menyerang, dan Membuat Kalender

Sultan Agung dari Mataram adalah contoh pemimpin lokal yang tidak hanya sukses memimpin perang (melawan VOC dan Batavia), tapi juga memadukan kekuasaan dengan spiritualitas. Di balik citranya sebagai raja pejuang, ia juga rajin bermeditasi, berkontemplasi, bahkan menciptakan Kalender Jawa Islam yang masih dipakai sampai sekarang.

Sultan Agung tahu kapan harus maju ke medan perang, kapan harus menata batin. Dalam budaya Jawa, diam bukan berarti kalah. Diam bisa berarti sedang “menyusun tenaga”, menunggu waktu yang tepat, dan menjaga keseimbangan alam.

Kalau sekarang, mungkin dia tipe yang akan dibilang: “introvert produktif”.

4. Kaisar Marcus Aurelius – Filosof yang Malas Ribut

Di tengah kekacauan Roma, Marcus Aurelius menulis buku filsafat stoik: Meditations. Dalam buku itu, ia banyak membahas soal ketenangan batin, mengatur emosi, dan bagaimana menghadapi kehidupan dengan cool head. Saat kekaisaran sibuk perang, dia malah menulis hal-hal seperti:

“You have power over your mind – not outside events. Realize this, and you will find strength.”

Dibanding ikut marah atau adu kuasa, ia memilih merenung dan menulis. Hasilnya? Ia dikenang sebagai salah satu “the philosopher kings” paling dihormati dalam sejarah dunia.

 

Jadi, Apakah “Mager” Itu Buruk?

Ternyata tidak. Dalam sejarah, banyak pemimpin yang sukses karena mereka tidak reaktif. Mereka memilih diam saat orang lain panik. Mereka rebahan bukan karena malas, tapi karena paham: kekuatan kadang datang dari kemampuan untuk tenang, berpikir panjang, dan tidak terburu-buru.

Dalam dunia yang makin gaduh dan cepat, mungkin kita memang butuh belajar dari para “kaum rebahan” ini — karena mereka pernah memimpin dunia dengan cara yang sangat tidak biasa.