Ini Alasan Pilot Dilarang Pakai Parfum Sebelum Cek Kesehatan Jelang Terbang

Pilot tidak menggunakan parfum dan sejenisnya sebelum terbang
Sumber :
  • https://apnews.com/article/airline-security-safety-insider-threat-emerson-90d1285c4df305e59add39e3d5a93424

Lifestyle, VIVA Bali – Pernahkah Anda berpikir pilot disarankan untuk tidak memakai parfum sebelum menjalani tes kesehatan sesaat sebelum terbang?

3 Menu Bekal Kantor Praktis, Sehat dan Anti Ribet

 

Ya itulah adanya. Ternyata, wangi tubuh yang harum dapat merugikan karir para pilot.

Berkebun di Teras, Urban Gardening yang Naik Daun

 

Menurut regulator penerbangan India, Direktorat Jenderal Penerbangan Sipil (DGCA), sebelum terbang, pilot harus menjalani tes breathalyzer.

Jadwal Full Moon 2025 di Bali, Rencanakan Liburan Penuh Cahaya

 

Tes breathalyzer adalah tes yang menggunakan alat untuk memperkirakan kadar alkohol dalam darah seseorang berdasarkan sampel napas.

 

Pilot wajib mengikuti tes ini untuk memastikan pilot tidak sedang berada di bawah pengaruh alkohol, termasuk produk berbasis alkohol (pembersih tangan, obat kumur, dan parfum).

 

"Jika seorang pilot menggunakan cairan pembersih tangan atau menyemprotkan parfum sebelum tes, maka akan ada uap alkohol di udara atau mulut. Hal itu dapat menyebabkan hasil positif palsu bahwa pilot mengkonsumsi alkohol," kata Kapten Anil Rao, sekretaris jenderal, ALPA India.

 

Apalagi banyak parfum dan cologne berbahan dasar alkohol. Hal itu dapat mengganggu hasil tes alkohol para pilot.

 

"Alat pengukur kadar alkohol dalam napas sangat sensitif sehingga dapat mendeteksi kadar alkohol hingga 0,0001 persen,” tambah Kapten Tomar Awdhesh, direktur Golden Epaulettes Aviation.

 

Jika pilot menggunakan parfum, kata Tomar, alat tersebut dapat mendeteksi kadar alkohol dalam parfum dan menunjukkan hasil positif palsu, meskipun tidak ada alkohol yang dikonsumsi oleh pilot.

 

Bila hasil tes positif, maka hasil seperti itu dapat menunda penerbangan. Risikonya pilot mungkin menghadapi tindakan disipliner.

 

Kapten Rao mengatakan breathalyzer penerbangan (digunakan oleh DGCA atau otoritas maskapai) sering dikalibrasi dan memerlukan udara paru-paru yang dalam, bukan hanya uap mulut.

 

"Di sebagian besar maskapai, pilot diminta untuk tidak menggunakan produk berbasis alkohol sebelum tes. Jika ada kadar alkohol terdeteksi, maka dilakukan pengujian ulang," kata Kapten Rao.

 

Oleh karena itu, pilot baru menggunakan parfum setelah hasil tes mereka negatif alkohol. "Mereka menggunakan parfum sesuai kebutuhan mereka. Ini hanya masalah keselamatan dan kepatuhan terhadap pedoman DGCA," kata Kapten Awdhesh.

 

India memiliki beberapa aturan alkohol yang paling ketat untuk kru pesawat. Maskapai penerbangan dari India mengharuskan setiap anggota kru penerbangan dan kabin untuk melakukan tes napas sebelum penerbangan untuk mengetahui kadar alkohol.

 

Pada tahun 2022 lalu, sebanyak 41 pilot India dan 116 kru kabin dicabut izinnya untuk sementara setelah dinyatakan positif mengonsumsi alkohol.

 

Dalam beberapa kasus, anggota kru dinyatakan positif untuk kedua kalinya dan ditangguhkan selama setahun penuh.

 

Kandungan alkohol yang ada dalam tubuh, meskipun dalam jumlah yang sangat kecil, dapat membahayakan keselamatan penerbangan.

 

Pada awal tahun 2022, seorang pilot United Airlines dijatuhi hukuman penjara enam bulan yang ditangguhkan setelah ia ketahuan mabuk meskipun mengaku hanya minum dua gelas anggur pada malam sebelumnya.

 

Selain itu, seorang pilot British Airways harus kehilangan pekerjaannya setelah ia positif menggunakan kokain sebelum ia menerbangkan pesawat yang penuh penumpang ke London.