Ngaben Virtual? Dilema dan Inovasi Masyarakat Bali Perantauan Melaksanakan Ritual Kewajiban dari Jauh
- https://www.marariversafarilodge.com/wp-content/uploads/2018/10/Ngaben-The-Cremation-Ceremony-in-Bali-2.jpg
4. Pandemi COVID-19
Pembatasan sosial pada masa pandemi memaksa pelaksanaan upacara tanpa keramaian. Studi menunjukkan adaptasi ritual termasuk penyiaran langsung upacara telah mulai diterapkan untuk memenuhi protokol kesehatan, namun menimbulkan kekhawatiran atas kesakralan prosesi.
Inovasi dan Alternatif Pelaksanaan
1. Ngaben Massal
Dilaksanakan oleh banjar setempat untuk menekan biaya dan memudahkan perencanaan. Upacara massal mempertemukan banyak jenazah dalam satu hari kremasi, sehingga perantau bisa lebih mudah ikut lewat donasi atau perwakilan lokal.
2. Krematorium
Fasilitas krematorium di Bali kian diminati masyarakat urban maupun perantau. Krematorium menawarkan proses yang lebih efisien dan higienis, meski dianggap lebih “dingin” secara emosional.
3. Virtual Reality (VR) & Multimedia
– Bali Temple VR: Proyek ini memungkinkan pengguna perantau “menghadiri” prosesi Ngaben secara virtual dengan narasi 3D dan panduan audio, ideal untuk edukasi dan pelestarian budaya.
– Aplikasi Ngaben Virtual: Platform di BudayaBali.com menyediakan pengalaman imersif 360° upacara Ngaben, yang dapat diakses kapan saja dan di mana saja.
4. Live Streaming & Platform Digital
Beberapa keluarga telah mengadakan siaran langsung prosesi melalui Zoom atau YouTube, sehingga perantau dapat menyaksikan dan ikut berdoa meski berjauhan. Metode ini masih dianggap eksperimental dan memerlukan dukungan akses internet stabil.