Awas Brain Rot! Bahaya Anak Kecanduan Gawai Saat Liburan
- https://www.pexels.com/photo/two-kids-using-smartphones-9785010/
“Dengan adanya batasan yang jelas, anak tetap bisa menikmati waktu bersama keluarga dan lingkungan sekitarnya tanpa bergantung pada layar,” tambahnya.
Novi menyarankan agar orang tua mengajak anak melakukan berbagai aktivitas yang sederhana namun kaya makna. Kegiatan seperti memasak bersama, berolahraga, memancing, hiking, menonton film keluarga, atau sekadar piknik ke taman sudah cukup untuk mempererat ikatan keluarga.
“Liburan juga bisa jadi waktu yang tepat untuk tinggal bersama keluarga besar seperti kakek, nenek, atau sepupu. Anak-anak bisa belajar nilai-nilai sosial dan fleksibilitas dalam berinteraksi,” kata Novi.
Selain aktivitas keluarga, liburan juga bisa dimanfaatkan untuk mendukung anak mengeksplorasi minat dan bakatnya. Orang tua bisa mengajak anak mengikuti kelas musik, memanah, olahraga, atau aktivitas lain yang sesuai dengan minat mereka.
Tak hanya itu, melibatkan anak dalam kegiatan sosial seperti kerja bakti, bakti sosial, atau kegiatan lingkungan juga penting untuk menumbuhkan empati dan kesadaran sosial.
Sebagai cara alternatif untuk mengurangi ketergantungan pada gawai, Novi menyarankan agar anak diajak membuat jurnal liburan. Jurnal ini bisa diisi dengan cerita, gambar, atau catatan tentang kegiatan mereka selama liburan.
“Selain melatih motorik halus melalui menulis atau menggambar, membuat jurnal membantu anak merefleksikan pengalaman, meningkatkan daya ingat, dan menumbuhkan kemampuan berpikir kritis,” jelasnya.