Mengenal Berbagai Busana Tradisional Bali, Simbol Budaya Leluhur
- https://www.shutterstock.com/search/bali-traditional-clothes
Misalnya, Tari Legong ditandai dengan kebaya ketat, kamen bermotif emas, dan mahkota bunga emas menjulang tinggi. Gerakan lemah gemulai dalam tari ini diperindah dengan selendang panjang yang digunakan dalam setiap lirikan tangan penari.
Sementara itu, dalam Tari Barong dan Rangda, kostum yang digunakan sangat tebal dan rumit. Barong sebagai representasi kebaikan memakai topeng berbulu lebat dan gigi besar, sedangkan Rangda sebagai simbol kejahatan mengenakan topeng menyeramkan, rambut panjang acak-acakan, serta jubah panjang berwarna hitam dan merah (Dinas Kebudayaan Bali, 2021).
Busana tari di Bali tidak hanya untuk estetika, tetapi juga memiliki peran sebagai media komunikasi spiritual antara dunia manusia dan dunia roh.
6. Makna Warna dan Arah dalam Busana Bali
Dalam filosofi Bali, warna memiliki arti mendalam dan sering dikaitkan dengan arah mata angin serta perwujudan dewa-dewa utama dalam Hindu Bali, yang dikenal dengan konsep Catur Warna dan Dewa Catur Lokapala.
Putih melambangkan kesucian dan dikaitkan dengan Dewa Iswara di arah timur. Merah melambangkan keberanian dan dikaitkan dengan Dewa Brahma di arah selatan. Kuning mewakili kebijaksanaan, dikaitkan dengan Dewa Mahadewa di barat. Hitam melambangkan kestabilan dan kekuatan, dikaitkan dengan Dewa Wisnu di arah utara (Wardani, 2019).
Penggunaan warna ini tidak sembarangan, melainkan disesuaikan dengan jenis upacara, lokasi pura, dan posisi spiritual seseorang dalam masyarakat. Bahkan dalam busana, harmoni antara warna, arah, dan makna spiritual menjadi landasan penting.