Misteri dan Keagungan Upacara Tabuik di Pariaman

Proses Tabuik saat diarak masyarakat.
Sumber :
  • https://sumbar.antaranews.com/amp/berita/621567/perputaran-uang-pada-puncak-tabuik-pariaman-capai-puluhan-miliar

Budaya, VIVA Bali – Indonesia kaya akan tradisi yang mencerminkan keanekaragaman budaya dan religiusitas masyarakatnya. Salah satu tradisi unik yang masih dilestarikan hingga kini adalah Upacara Tabuik di Kota Pariaman, Sumatera Barat. Tradisi ini dilaksanakan setiap tanggal 1–10 Muharam sebagai bentuk peringatan atas kesyahidan Husein bin Abi Thalib, cucu Nabi Muhammad SAW, dalam peristiwa Karbala.

Berburu Warisan Kain di Nusantara, Panduan Perjalanan untuk Pecinta Tekstil Tradisional

Menurut Refisrul (2016), “upacara tabuik merupakan ritual keagamaan yang melibatkan ribuan orang, mulai dari tahap persiapan hingga pelaksanaan, dan mengandung unsur kepercayaan (religi) serta nilai budaya masyarakat Pariaman”.

Asal Usul Upacara Tabuik

Kata tabuik berasal dari bahasa Arab at-tabut, yang berarti peti atau keranda. Di Pariaman, tabuik disimbolkan sebagai keranda jasad Husein. Tradisi ini diperkirakan masuk ke Pariaman pada abad ke-19 melalui bangsa Cipei (Tamil Muslim) yang bermigrasi dari Bengkulu setelah perjanjian Inggris–Belanda tahun 1824.

Makna Tari Topeng Tua Bali yang Penuh Simbol Kehidupan

Sejak saat itu, tabuik menjadi bagian dari identitas masyarakat Pariaman dan berkembang menjadi ritual tahunan yang meriah.

Rangkaian Ritual Tabuik

Upacara Tabuik berlangsung selama sepuluh hari, dengan rangkaian kegiatan yang sarat makna spiritual, di antaranya:

Halaman Selanjutnya
img_title
Harmoni Tabuhan Rampak Bedug, Warisan Seni Banten