Tabuik Pariaman, Mulai dari Sejarah Karbala Hingga Atraksi Wisata Nasional

Prosesi Tradisi Tabuik Pariaman.
Sumber :
  • https://www.instagram.com/p/DLywVi0TAyC/?igsh=MWN3enhlemNzeGp2aw==

Budaya, VIVA Bali – Pariaman di Sumatera Barat dikenal sebagai kota pesisir dengan tradisi budaya yang kental. Salah satu yang paling ikonik adalah Festival Tabuik, perayaan tahunan yang memperingati wafatnya Husein bin Ali, cucu Nabi Muhammad SAW. Tabuik bukan hanya ritual keagamaan, tetapi juga atraksi budaya yang sarat nilai sejarah, spiritual, dan hiburan. Festival ini selalu berhasil menarik ribuan pengunjung, mulai dari warga lokal hingga wisatawan mancanegara.

Tari Taruna Jaya, Tarian Kreasi Bali yang Energik Menggambarkan Semangat Pemuda Dewasa di Buleleng

Sejarah Tabuik Pariaman

Tradisi Tabuik Pariaman berawal pada abad ke-19, ketika pasukan Tamil Muslim Syiah dari India singgah di Pariaman. Mereka membawa tradisi mengenang peristiwa Karbala, yakni wafatnya Husein bin Ali. Seiring waktu, perayaan ini diadaptasi oleh masyarakat Minangkabau dan menjadi bagian dari budaya lokal.

Kerik Gigi Suku Mentawai, Antara Identitas Budaya dan Risiko Kesehatan

Legenda menceritakan bahwa jenazah Husein diangkat ke langit oleh Buraq, makhluk mitologis berkepala manusia, bertubuh kuda, dan bersayap, sambil membawa peti kayu yang disebut tabut. Dari situlah masyarakat Pariaman menciptakan replika Tabuik sebagai simbol penghormatan.

Tabuik bukan hanya peringatan sejarah, tetapi juga simbol kebesaran Allah yang melindungi dan mengangkat derajat hamba-Nya yang mulia.

Tahapan Tabuik Pariaman

Halaman Selanjutnya
img_title
Gambang Kromong, Warisan Musik Tradisional Khas Betawi