Dayah Aceh, Pendidikan, dan Falsafah Abadi

Aceh, di antara seni dan pendidikan
Sumber :
  • https://unsplash.com/id/foto/sekelompok-pria-yang-mengenakan-topi-hitam-dan-kuning-QkLtPgoosYM?utm_content=creditShareLink&utm_medium=referral&utm_source=unsplash

 

Paduan Mekaret Tradisional Bali, Tri Hita Karana, dan Kebugaran Anak

Penulis menyebut bahwa meskipun tidak semua aspek Dayah dapat langsung diterapkan dalam pendidikan modern, falsafah di baliknya perlu dihidupkan kembali. Pendidikan seharusnya bukan sekadar mengejar keterampilan teknis, tetapi juga membentuk manusia yang berkarakter.

 

Tari Cilinaya, Tarian Bali yang Memancarkan Keceriaan dan Keanggunan

Warisan yang Terus Hidup

Dayah sendiri telah melewati berbagai fase sejarah. Mulai dari masa kerajaan Islam Aceh, era kolonial, hingga Indonesia modern. Namun, nilai yang diajarkannya tetap sama, bahwa pendidikan adalah jalan menuju manusia paripurna, yang taat pada Tuhan sekaligus bermanfaat bagi sesama.

Upacara Adat Reba, Tradisi Syukur dan Penghormatan Leluhur di Dataran Tinggi Bajawa

 

Seperti diulas dalam penelitian, Dayah adalah bukti nyata bahwa falsafah pendidikan Nusantara berakar pada nilai-nilai universal. Ia bukan hanya warisan masa lampau, melainkan juga inspirasi masa depan.