Menyelami Kisah dan Keunikan Layang-Layang Tradisional Bali
- Sumber: https://pin.it/6d5zQjt1o
Gumi Bali, VIVA Bali –Di balik langit biru yang indah, terbang tinggi layang-layang tradisional yang tidak hanya sekadar permainan di Bali, tetapi juga merupakan bagian dari tradisi yang kaya akan nilai budaya dan spritual.
Tradisi melayangkan layang-layang di Bali berakar dari cerita Rare Angon, yang diyakini sebagai manifestasi Dewa Siwa dalam wujud Dewa Layang-layang.
Menurut legenda, Rare Angon turun ke bumi setelah musim panen, diiringi tiupan seruling yang memanggil angin. Saat itulah para petani dan anak gembala menggunakan waktu luang mereka untuk bermain layang-layang sambil menjaga ternak di ladang.
Jenis Layang-Layang Tradisional Bali
Bali memiliki tiga jenis layang-layang tradisional yang unik dan masih dijaga kelestariannya hingga saat ini, yaitu:
1. Bebean
Layangan Bebean megah menghiasi langit Bali
- Sumber: https://pin.it/1ioPXwESh
Layangan ini memiliki bentuk yang mirip dengan ikan, sesuai dengan arti kata "be" dalam bahasa Bali yang berarti ikan. Layang-layang Bebean dibuat dengan orientasi mengikuti delapan arah mata angin dan memiliki titik di bagian tengahnya.
2. Janggan
Layangan Janggan anggun menghiasi langit Bali
- Sumber: https://pin.it/7hODYx3HC
Layangan ini berbentuk naga dengan ciri khas ekor yang sangat panjang, bisa mencapai lebih dari 100 meter. Selain bentuk naga, kreasi janggan kini juga meliputi bentuk burung garuda, macan, dan lainnya.
3. Pecukan
Layangan Pecukan melengkung, menari lincah di langit Bali
- Sumber: https://www.instagram.com/p/Bh-OcopgYxB/?igsh=YjV3amlhNTkxYWZi
Layang-layang Pecukan memiliki bentuk yang sederhana seperti daun, layang-layang ini menampilkan gerakan meliuk-meliuk saat terbang, menyerupai daun yang jatuh dari pohon.
Festival Layang-layang Bali
Festival Layang-Layang Bali diprakarsai oleh Komunitas Seni Layangan Bali sebagai upaya melestarikan dan mengembangkan seni serta kreativitas pemuda Bali dalam pembuatan layang-layang.
Festival ini biasanya digelar pada bulan Juli di Pantai Mertasari, Sanur, Denpasar, dan menjadi ajang kompetisi serta pameran layang-layang tradisional dan kreasi baru.
Selain berfungsi sebagai ajang kompetisi, festival ini juga memiliki makna religius, yakni sebagai bentuk penghormatan kepada para dewa dalam ajaran Hindu agar diberikan hasil panen yang berlimpah.
Dengan demikian, Kisah layang-layang di Bali mencerminkan perpaduan antara budaya, seni, dan kepercayaan yang terus dijaga kelestariannya oleh masyarakat Bali hingga saat ini. Tradisi ini bukan hanya hiburan, tetapi juga bagian penting dari identitas budaya Bali yang unik dan memikat.