Wor Biak, Sakralitas Budaya Nusantara dari Tanah Papua

Prosesi Tradisi Wor
Sumber :
  • https://www.instagram.com/p/DCB5sSCz6L-/?img_index=3&igsh=cDRzNTc2MDMxd2Fs

Tradisi, VIVA BaliWor Biak adalah warisan sakral yang menyatukan dimensi religius, sosial, dan estetika dalam satu kesatuan. Melalui upacara adat Papua ini, orang Biak merawat hubungan dengan Sang Pencipta, menghormati leluhur, sekaligus memperkokoh persaudaraan. Di balik lantunan lagu dan gerak tarinya, Wor menyimpan pesan universal tentang cinta, kebersamaan, dan penghormatan terhadap kehidupan.

Kopi Robusta, Iklim yang Bergeser, dan Budaya yang Menyatu

 

Tradisi yang hidup di kalangan masyarakat Biak, Papua, ini bukan sekadar upacara adat, melainkan juga sarana spiritual, sosial, dan kultural yang telah diwariskan lintas generasi. Wor mencakup nyanyian adat, tarian, dan ritual kolektif yang menyentuh hampir seluruh aspek kehidupan orang Biak, mulai dari kelahiran hingga kematian.

Ngunduh Mantu, After Party Ala Pernikahan Jawa

 

Pada catatan para peneliti, terdapat 44 jenis Wor yang dikenal, dengan 18 di antaranya berupa lagu adat. Namun hanya 12 lagu yang lazim digunakan dalam keseharian. Sebagai nyanyian adat, Wor diyakini memiliki kekuatan magis dan religius. Ungkapan tradisional orang tua Biak, “Nggawor baido nari nggomar” yang berarti “bila kita tak bernyanyi, kita akan mati” menegaskan pentingnya Wor sebagai pelindung hidup.

Tak Sekadar Menjala Ikan, Inilah Tradisi Mardoton di Danau Toba yang Sarat Makna Budaya

 

 

 

Makna Tradisi Wor

 

Sebagai upacara adat Papua, Wor memiliki dua makna utama upacara tradisional dan lagu adat yang menyertai prosesi tersebut. Fungsinya meluas, mulai dari bentuk pemujaan kepada Sang Penguasa Alam, Mansren Manggundi, hingga penghormatan terhadap roh leluhur seperti Karawar, Dabyor, dan Arbur yang diyakini menjaga gunung, sungai, lautan, serta pepohonan.

 

Wor juga menjadi simbol keterhubungan antara manusia, alam, dan kekuatan supranatural. Di dalamnya tercermin permohonan keselamatan, ucapan syukur, dan doa agar keturunan mereka tumbuh sehat serta membawa kebaikan bagi keluarga dan komunitas.

 

 

 

Pelaksanaan Tradisi

 

Tradisi Wor Biak dilaksanakan mengikuti tahapan perjalanan hidup seseorang. Ada 17 jenis Wor yang terbagi dua: 12 Wor siklus hidup dan lima Wor insidental. Prosesi dimulai bahkan sejak bayi masih dalam kandungan (fafisu awow), lalu berlanjut saat kelahiran, masa remaja, pernikahan, hingga upacara kematian.

 

Beberapa unsur penting dalam pelaksanaan Wor antara lain:

 

1. Fanfan dan Munsasu

 

Fanfan adalah pemberian bahan makanan dari pihak keluarga suami kepada keluarga istri sebelum upacara dimulai. Makanan yang dibawa biasanya berupa sagu, umbi-umbian, hingga hasil laut. Sementara Munsasu merupakan balasan dari pihak istri dengan membayar bahan makanan tersebut pada puncak upacara. Alat pembayarannya sering berupa samfar (gelang siput), sarak (gelang perak), atau ben (piring porselen). Tradisi ini memperlihatkan nilai resiprositas dan solidaritas sosial yang tinggi.

 

2. Ararem (Maskawin)

 

Dalam Wor perkawinan, calon mempelai pria menyerahkan harta maskawin kepada keluarga calon istri. Ararem melibatkan seluruh kerabat kedua belah pihak dan dianggap simbol penghormatan terhadap posisi perempuan dalam keluarga.

 

3. Tari dan Nyanyian Adat

Tidak ada Wor tanpa tarian dan nyanyian. Syair lagu adat yang dinyanyikan dalam Wor sarat pesan spiritual doa keselamatan, ucapan syukur, dan pujian kepada Mansren Manggundi serta arwah nenek moyang. Gerakan tari menjadi media untuk memperlihatkan semangat, kebersamaan, dan kehormatan keluarga.