Mengenal Upacara Ngaben, Pembakaran Jenazah Budaya Bali

Ngaben, Ritual Terakhir dalam kepercayaan Hindu Bali
Sumber :
  • https://www.istockphoto.com/id/foto/sapi-pembakaran-kremasi-bali-gm517321195-48615506?searchscope=image%2Cfilm

Gumi Bali, VIVA Bali –Upacara Ngaben adalah salah satu tradisi paling sakral dalam budaya Hindu Bali yang melibatkan proses kremasi jenazah. Ritual ini memiliki makna spiritual yang dalam, bertujuan untuk membebaskan roh dari ikatan duniawi dan memurnikan jiwa agar dapat kembali ke alam yang lebih tinggi. Ngaben tidak hanya sekadar prosesi fisik, melainkan juga menjadi simbol penghormatan kepada leluhur serta pengakuan terhadap siklus kehidupan dan kematian.

Kenapa Babi Guling Punya Peran Penting di Upacara Keagamaan Bali?

Rangkaian upacara dimulai dengan tahap persiapan jenazah. Jenazah yang sudah dimandikan dan dibalut kain kafan akan ditempatkan di bale pemadengan (tempat istirahat sementara) di rumah keluarga yang bersangkutan. Tahap ini disebut dengan mekar karang, di mana jenazah disiapkan sebelum masuk ke dalam prosesi utama.

Selanjutnya, prosesi ngingsah dilakukan dengan menyucikan jenazah menggunakan air suci, yang berfungsi untuk membersihkan jiwa dari segala dosa dan kekotoran duniawi. Ritual ini memiliki makna pembersihan rohani agar jiwa dapat siap melakukan perjalanan ke alam yang lebih tinggi.

Mengenal Tradisi Mebat, Kebersamaan Lelaki Bali Dalam Masakan Adat

Setelah jenazah disucikan, dilanjutkan dengan mepejati, di mana mantra-mantra suci dibacakan untuk mengantar roh ke alam yang lebih baik. Pada tahap ini, keluarga yang ditinggalkan berdoa agar roh dapat mencapai kedamaian abadi.

Pemakaman itu sendiri dilakukan pada tahap ngaben, yaitu pembakaran jenazah yang dilakukan di bade (tempat kremasi) sebagai simbol pelepasan roh dari tubuh fisik. Api yang membakar jenazah dipercaya akan mengantarkan roh untuk mencapai kedamaian dan membebaskan diri dari ikatan dunia.

Mengenal Kain Poleng Bali dan Perbedaannya dengan Kamen

Setelah api padam, abu jenazah akan dikumpulkan dan kemudian disebarkan di laut atau sungai, sebuah tindakan yang disebut ngepelin. Hal ini dilakukan sebagai bentuk pengembalian unsur-unsur alam ke tempat asalnya, menjaga keseimbangan alam, dan mengirimkan roh ke alam semesta yang lebih luas.

Upacara Ngaben bukan hanya tentang prosesi ritual, tetapi juga tentang penghormatan terhadap siklus hidup dan mati serta keyakinan bahwa kehidupan abadi ada setelah kehidupan duniawi berakhir. Dalam setiap langkah upacara, masyarakat Bali percaya bahwa roh yang meninggal akan menemukan kedamaian dan kembali ke asalnya.