Mitos, Legenda, dan Tragedi Selat Bali yang Masih Dipercaya

Pelabuhan di penuhi oleh kapal
Sumber :
  • https://unsplash.com/photos/a-red-and-white-boat-docked-in-a-harbor-pz-9d1oFn_s

Gumi Bali, VIVA Bali – Laut yang tampak tenang tak selalu memberi tempat aman. Bentang alam, luas nan biru itu selain menyimpan banyak biota laut, juga menyimpan banyak mitos yang ada. Konon, semua dalam semesta ini mempunyai jiwa yang memiliki energi. Meskipun teknologi dan ilmu pengetahuan semakin berkembang. Tak mengurangi sedikit budaya, mitos dan sejarah tentang negeri ini. Selat Bali misalnya, salah satu Selat paling sibuk yang memisahkan pulau Jawa dan Bali.

Endek Bali, Kain Biasa, Arti Luar Biasa

Ada beberapa cerita yang mengandung kearifan lokal yang sampai saat ini dijaga oleh warga lokal. Masih banyak yang percaya tentang mitos dan klenik tentang Selat tersebut. Mungkin bukan soal benar dan salah. Tapi tentang bagaimana manusia berusaha selaras dengan alam. Beberapa fakta unik yang harus diketahui tentang Selat Bali.

1. Legenda pertengkaran Ayah dan Anak

Kisah ayah dan anak itu bernama Sidi Mantra dan Manik Angkeran. Ayah berasal dari kaum brahmana yang terpandang dan kaya raya. Kemudian diberi keturunan oleh dewa karena kebijaksanaan dan ketekunannya dalam beribadah. Namun sang anak tidak mewarisi karakter baik ayahnya. Justru ia gemar berjudi, gila harta dan suka berbohong. Sang ayah kemudian sangat murka dan mengusir anaknya dengan cara memisahkan dua pulau supaya terpisah jauh.

2. Penunggu Naga Besukih

Seni Lukis Kamasan di Atas Kanvas Baru, Inovasi Motif Wayang Kontemporer untuk Dunia Mode

Naga ini dikenal sebagai naga yang memberikan hadiah istimewa untuk Sidi Mantra karena tidak mempunyai keturunan. Apa Daya hadiah tersebut justru menjadi petaka untuknya. Konon banyak yang bilang bahwa Naga Besuki masih menjadi penunggu di selat tersebut. Karena sering dikaitkan dengan hilangnya beberapa kali  tragedi kapal tenggelam (karam). Misal, Kapal Kaltimas III yang tenggelam pada 19 April 1994, KMP Trisilia Pratama 29 Agustus 1945, KMP Citra Mandala Bhakti pada 7 Juli 2010, KMP Rafelia II 4 Maret 2016 dan KMP Yunicee yang tenggelam pada 29 Juni 2021

3. Pulau Jawa dan Bali Harus Putus

Kisah Sidi Mantra dan anaknya menjadi suatu simbol dan sinyal dari leluhur bahwa tidak boleh adanya energi dari luar Bali. Dipercaya bahwa Bali sangat menjaga budaya dan kearifan lokal yang ada. Sehingga cerita legenda yang sampai saat ini kita dengar bukan hanya dongeng semata tapi penanda bahwa Selat Bali adalah batasan Bali untuk menjaga wilayah yang dianggap suci.

4. Arus Kuat di Selat Kec

Parade Busana Adat Kota/Kabupaten se-Bali Serangkaian PKB XLVII

Karakteristik arus permukaan di Selat Bali dipengaruhi oleh pasang surut, anomali muka air laut, dan morfologi pantai. Secara temporal, kecepatan arus lebih besar pada saat fase pasang surut dan saat pasang purnama. Secara spasial, wilayah tengah perairan Selat Bali memiliki kecepatan arus lebih besar. Pengetahuan tentang daerah dan waktu dengan kecepatan arus lebih tinggi dapat menjadi dasar penentuan jalur pelayaran antarpelabuhan di Selat Bali.