Upacara Metatah, Ritual Pemotongan Gigi yang Wajib Dilakukan Masyarakat Bali
- https://www.djkn.kemenkeu.go.id/kpknl-denpasar/baca-artikel/14861/Apa-sih-Upacara-Potong-Gigi-itu.html
Gumi Bali, VIVA Bali – Indonesia memang memiliki banyak ragam budaya dan tradisi. Salah satunya keragaman budaya yang ada di Pulau Bali, Indonesia. Keragaman ini membuat Bali semakin unik dan menarik untuk dikunjungi. Pernahkah Anda mendengar istilah upacara potong gigi, yuk simak artikel ini untuk mengetahui lebih dalam mengenai upacara potong gigi.
Upacara potong gigi ini sangat familiar bagi umat Hindu di Bali. Ucapara ini biasa disebut dengan upacara Metatah atau Mepandes. Istilah ini berasal dari bahasa Bali yang artinya memahat atau mengukir. Metatah merupakan ritual keagamaan bagi umat Hindu di Bali yang wajib dijalani dalam kehidupan seseorang, khususnya bagi mereka yang telah menginjak remaja.
Metatah sudah dilaksanakan sejak dahulu kala hingga saat ini. Biasanya di Bali upacara potong gigi dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan upacara Ngaben, Pernikahan, dan Ngeresi. Waktu yang dianjurkan untuk melakukan upacara ini antara usia 6 hingga18 tahun. Untuk anak perempuan, waktu yang tepat adalah setelah menstruasi pertama mereka.
Tetapi seiring berjalannya waktu, saat ini banyak yang memalkukan upacara ini di usia lanjut asalkan mereka belum menikah. Dan jika seseorang meninggal tetapi belum melakukan upacara ini, maka akan dilakukan sebelum jenazahnya dikremasi. Upacara ini dilakukan untuk menghilangkan ujung-ujung tajam gigi taring yang melambangkan sifat-sifat jahat seseorang.
Di Bali, mengikir gigi merupakan ritual budaya yang memiliki tujuan simbolis untuk mengurangi sifat jahat seperti keserakahan, nafsu, dan amarah. Potong gigi dilakukan dengan cara mengikir kedua gigi taring dan empat gigi seri rahang atas. Setelah gigi dikikir, seseorang yang sedang menjalani metatah diminta untuk mencicipi enam rasa. Mulai dari rasa pahit asam, pedas, sepat, asin dan manis.
Disetiap rasanya memiliki makna yang berbeda pula. Untuk rasa pahit dan asam mengisyaratkan simbol ketabahan dalam menjalani kehidupan. Rasa pedas sebagai simbol tentang kemarahan, senantiasa sabar apabila mengalami hal yang menimbulkan emosi. Untuk rasa sepat, simbol agar taat pada peraturan dan norma yang berlaku. Rasa asin menandakan kebijaksanaan dan untuk rasa manis sebagai penanda kehidupan yang membahagiakan.
Saat melakukan upacara ini, pakaian yang dikenakan juga pakaian khusus, biasanya berwarna putih dan kuning. Sehari sebelelum metatah, biasanya dilakukan upacara mekekeb atau mepingit untuk yang akan melakukan potong gigi. Mereka dilarang untuk keluar rumah. Itulah salah satu keberagaman budaya yang ada di Indonesia, khususnya Pulau Bali.