Tukad Cepung, Permata Tersembunyi Dalam Gua

Suasana magis gua lokasi Tukad Cepung
Sumber :
  • https://lostbetweenoceans.com/wp-content/uploads/2023/11/young-woman-tourism-with-rays-of-light-enjoying-tu-2025-03-09-07-32-58-utc-2048x1365.jpg

Wisata, VIVA Bali – Air terjun Tukad Cepung di Kabupaten Bangli menawarkan pengalaman magis dengan pancuran air setinggi 15 meter yang tersembunyi di dalam gua batu alami, menciptakan efek cahaya surga yang memukau wisatawan.

Lebih Dekat dengan Penyu, Wisata Edukatif di Turtle Conservation and Education Centre (TCEC)

 

 

Tradisi Maladewa yang Semarak Pertunjukkan Budaya Dalam Perayaan Idul Adha

 

Keajaiban Cahaya Surga di Balik Tebing

 

Banyuwangi, Kabupaten Terluas di Jawa Timur, Potensi dan Tantangan di Ujung Timur Pulau Jawa

Siluet cahaya diantara bebatuan Tukad Cepung

Photo :
  • https://images.unsplash.com/photo-1552301726-5dd132299e0e?q=80&w=2070&auto=format&fit=crop&ixlib=rb-4.1.0&ixid=M3wxMjA3fDB8MHxwaG90by1wYWdlfHx8fGVufDB8fHx8fA%3D%3D

 

 

Air terjun Tukad Cepung terletak di Desa Tembuku, Kabupaten Bangli, sekitar 28 kilometer dari Ubud. Air terjun ini menjadi fenomena viral di media sosial karena keunikannya yang tersembunyi di dalam formasi batuan seperti gua. Dikutip dari laman Love Bali resmi dari Pemprov Bali, Tukad Cepung adalah air terjun setinggi 15 meter yang tersembunyi di dalam gua batu, mencapai air terjun memerlukan trekking selama 20 menit dengan pemandangan alam hijau di sekitarnya.

 

Keistimewaan utama Tukad Cepung terletak pada efek visual yang diciptakan ketika sinar matahari menembus celah-celah bebatuan dan menerangi air terjun dari atas. Fenomena ini menciptakan suasana mistis yang oleh wisatawan sering disebut sebagai “heaven’s light” atau cahaya surga.

Petualangan Menuju Permata Tersembunyi

 

 

Perjalanan menuju Tukad Cepung memerlukan perjuangan ekstra yang sepadan dengan keindahan yang ditawarkan. Wisatawan harus melakukan trekking sekitar 15-20 menit melalui ngarai dengan anak tangga licin dan aliran sungai dangkal. Waktu terbaik untuk mengunjungi adalah antara pukul 8 hingga 9 pagi untuk melihat sinar matahari yang menembus gua, menciptakan sorotan pada air terjun setinggi 50 kaki.

 

Akses menuju lokasi dapat ditempuh menggunakan sepeda motor, mobil, taksi, atau aplikasi ride-sharing. Tarif masuk yang relatif terjangkau sebesar Rp15.000 menjadikan destinasi ini semakin menarik bagi wisatawan domestik maupun mancanegara.

 

 

Daya Tarik Instagram dan Media Sosial

 

 

Tukad Cepung telah menjadi salah satu destinasi paling Instagramable di Bali berkat keunikan visualnya. Air terjun berbentuk tirai ini memberikan latar yang sempurna untuk fotografi, terutama dengan efek cahaya alami yang dramatis. Dikutip dari laman Explore, Tukad Cepung telah menjadi salah satu air terjun tersembunyi paling viral di Instagram di Indonesia, dikenal karena penampilan seperti tirai dan pengalaman magis yang ditawarkannya.

 

Popularitas di media sosial ini turut mendorong perkembangan pariwisata di Kabupaten Bangli, yang tengah berbenah sebagai destinasi budaya alternatif dari hiruk-pikuk pantai-pantai populer Bali.

 

Konteks Budaya dan Spiritual

 

Selain keindahan alamnya, Tukad Cepung juga memiliki nilai spiritual dalam tradisi Hindu Bali. Air terjun ini sering digunakan untuk upacara penyucian atau melukat, ritual pembersihan spiritual dan fisik yang menjadi bagian penting budaya Bali.

 

Keberadaan Tukad Cepung turut memperkuat posisi Bangli sebagai daerah yang kaya akan warisan alam dan budaya, menjadikannya destinasi wisata berkelanjutan yang menghargai nilai-nilai lokal.

 

Dampak Ekonomi untuk Masyarakat Lokal

 

 

Popularitas Tukad Cepung telah memberikan dampak positif bagi perekonomian masyarakat sekitar. Desa Tembuku kini menjadi destinasi yang ramai dikunjungi, menciptakan peluang usaha bagi warga lokal seperti jasa pemandu wisata, warung makan, dan penjualan souvenir. Dikutip dari penelitian dalam jurnal “Peran Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) dalam Pengelolaan Obyek Wisata di Desa Apuan, Kecamatan Susut, Kabupaten Bangli”, keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan wisata alam seperti air terjun dapat meningkatkan pendapatan dan kesadaran konservasi lingkungan.

 

Pemerintah Kabupaten Bangli juga terus mengembangkan infrastruktur penunjang untuk memudahkan akses wisatawan sambil tetap mempertahankan keaslian alam. Program pelatihan pemandu lokal dan pengembangan paket wisata terintegrasi dengan objek wisata lain di Bangli menjadi strategi untuk meningkatkan daya saing destinasi.

 

Tips Berkunjung dan Konservasi

 

Untuk mendapatkan pengalaman optimal, wisatawan disarankan datang pada pagi hari saat musim kemarau antara April hingga Oktober. Pengunjung juga diimbau untuk menjaga kebersihan lingkungan dan menghormati nilai-nilai spiritual tempat ini. Membawa alas kaki anti selip sangat direkomendasikan mengingat jalur trekking yang licin dan berbatu.

 

Wisatawan juga disarankan membawa kamera tahan air dan power bank karena area sekitar air terjun memiliki sinyal yang terbatas. Untuk keselamatan, hindari berenang di kolam air terjun terutama saat musim hujan karena arus air yang deras dan bebatuan licin.

 

Sebagai bagian dari ekosistem wisata Bangli yang sedang berkembang, Tukad Cepung menjadi bukti bahwa Bali masih menyimpan permata tersembunyi yang menunggu untuk dieksplorasi dengan cara yang bertanggung jawab. Upaya konservasi berkelanjutan dan keterlibatan masyarakat lokal menjadi kunci untuk menjaga keajaiban alam ini tetap lestari untuk generasi mendatang.