Potensi Energi Matahari di Bali Sebesar 12.000 Megawatt, Swiss-Belresort Pecatu Pelopori PLTS Atap
- Maha Liarosh/ VIVA Bali
Menurutnya, Bali memiliki kebijakan bauran energi bersih yang mendukung terbentuknya kultur baru penggunaan sistem energi listrik berbasis sinar matahari.
Menurutnya, saat ini penggunaan PLTS Atap di Bali semakin masif dilakukan baik di gedung pemerintah daerah maupun koorporasi. Pemanfaatan energi matahari menjadi enegeri listrk diimplementasikan secara nyata.
Dikatakan, wilayah Bali punya potensi besar dalam pemanfaatan energi matahari melalui PLTS Atap yakni, sebesar 12.000 megawatt. Hingga tahun 2025, bauran energi bersih di Bali baru mencapai 2,52% dari kuota yang didapat Bali sebesar 6,9 megawatt per tahun.
“Mudah-mudahan untuk Bali bisa dibijaksanai tanpa pembatasan kuota, karena saat ini setiap bulan ada pemasangan PLTS Atap, mulai awal tahun kemarin, kalangan industri sudah cukup banyak yang beralih ke PLTS Atap,” jelas IB Setiawan.
Terutama, pada akomodasi pariwisata perhotelan, pemasangan panel surya atap cukup masif dilakukan. Pada Rabu, 21 Mei 2025, Swissbell Resort Pecatu secara resmi melaunching penggunaan panel surya. Resort tersebut menjadi hotel pertama di wilayah Pecatu yang menggunakan sistem PLTS Atap.
Setiawan menambahkan, ketersediaan energi di Bali menjadi sangat vital setelah insiden blackout yang terjadi beberapa waktu lalu. Dalam kondisi Bali seperti itu, kata Setiawan, PLTS atap jadi solusi andal dalam menyediakan energi alternatif.
“Jadi, bukan karena ada blackout Bali ingin mandiri energi, tapi blackout meyakinkan kita semua harus ada kemandirian energi di Bali,” jelas Ida Bagus Setiawan.