Setelah Udang, Kini Ekspor Cengkeh RI Disebut Tercemar Cesium 137

Setelah Udang, Kini Ekspor Cengkeh RI Disorot AS karena Cesium 137
Sumber :
  • https://www.freepik.com/free-photo/top-view-dried-cloves-with-wooden-spoon_7802025.htm#fromView=keyword&page=1&position=4&uuid=ffc91f81-66c0-4c65-92fc-40a290147791&query=Cengkeh

Jakarta, VIVA Bali –Setelah kasus udang bikin heboh, kini giliran ekspor cengkeh asal Indonesia disorot otoritas AS usai ditemukan zat radioaktif Cesium-137 yang berbahaya bagi kesehatan.

Mengintip Ritual Tiwah, Upacara Kematian Paling Unik di Kalimantan Tengah

Isu kontaminasi radioaktif kembali menghantui produk ekspor Indonesia. 

Setelah kasus udang beku yang ditolak pasar Amerika Serikat karena mengandung zat berbahaya, kini giliran cengkeh asal Indonesia yang tersandung masalah serupa. 

Rumah Pengasingan Bung Karno di Ende NTT Jejak Wisata Sejarah Sang Proklamator

Melansir dari antaranews.com, Otoritas Bea Cukai Amerika Serikat menemukan jejak isotop cesium-137 pada kiriman rempah-rempah menuju California, membuat seluruh impor dari salah satu eksportir besar, PT Natural Java Spice, dihentikan sementara.

Padahal perusahaan tersebut tahun ini sudah mengekspor sekitar 200 ribu kilogram cengkeh ke Negeri Paman Sam. 

Banda Neira Permata Sejarah dan Surga Tersembunyi di Indonesia Timur

Penemuan ini jelas memukul reputasi rempah-rempah Indonesia yang selama ini menjadi andalan ekspor nonmigas.

“Kasus ini cukup serius karena temuan cesium-137 bukan hanya sekali, tapi muncul lagi setelah kasus udang. Kami harus pastikan sumber kontaminasinya agar tidak berdampak luas,” kata seorang pejabat Bea Cukai AS dalam berita yang dimuat antaranews.com. Kamis, 2 Oktober 2025.

Kasus cengkeh ini muncul hanya berselang beberapa minggu setelah temuan serupa pada produk udang beku dari PT Bahari Makmur Sejati (BMS Foods). 

Perusahaan tersebut diketahui rutin memasok jutaan kilogram udang ke Amerika setiap tahun. 

Akibat penemuan radioaktif itu, Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (US FDA) telah mengeluarkan peringatan impor terhadap udang asal Indonesia.

Menanggapi ini, Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Taruna Ikrar, memastikan pihaknya langsung berkoordinasi dengan FDA untuk menelusuri sumber kontaminasi. 

Kerja sama ini dilakukan dalam bentuk joint assessment atau penilaian bersama, guna mengetahui tingkat kontaminasi dan potensi risiko bagi konsumen.

“Sekarang kita lagi berkoordinasi dengan Badan POM Amerika, dari US FDA, untuk menelusuri lebih jauh kasus ini,” ujar Taruna di kantor Kementerian Kesehatan, Jakarta.

Taruna menambahkan, jika hasil penilaian mengindikasikan adanya kontaminasi serius, BPOM akan segera berkoordinasi dengan Kementerian Perdagangan untuk menyiapkan langkah pengawasan lebih lanjut, termasuk opsi penghentian sementara ekspor produk terkait. 

“Kalau nanti terbukti, tentu kita akan berkoordinasi dengan Kementerian Perdagangan karena itu domainnya mereka,” tambah Taruna seperti dalam rilis yang diterima viva.bali.co.id.

Sementara itu, Taruna Ikrar berharap kasus ini tidak merusak reputasi ekspor Indonesia secara keseluruhan.

“Kami berharap ke depan tidak ada lagi temuan kontaminasi radioaktif pada produk ekspor Indonesia. Ini menyangkut kepercayaan negara tujuan dan citra produk kita di pasar global,” kata Taruna. 

Hingga kini, investigasi FDA dan Bea Cukai AS masih berlangsung.

Sementara itu, pemerintah Indonesia berupaya memastikan bahwa temuan ini segera ditangani agar tidak berujung pada larangan ekspor yang lebih luas.