Wagub NTB Libatkan Akademisi Birokrat Perkuat Visi Misi

Wagub NTB, Indah Dhamayanti Putri tentang program Pemprov NTB.
Sumber :
  • https://mataram.antaranews.com/berita/491329/tim-percepatan-ntb-dijamin-profesional-oleh-wagub

Mataram, VIVA Bali –Wakil Gubernur (Wagub) Nusa Tenggara Barat (NTB) Indah Dhamayanti Putri memastikan tim percepatan yang dibentuk pemerintah provinsi akan bekerja secara profesional. Tim tersebut beranggotakan 15 orang yang terdiri dari birokrat dan akademisi.

Demi Anak Sekolah, Pemprov NTB Benahi Jalan Rusak di Sumbawa Barat & Lombok Timur

“Mereka akan bekerja secara profesional,” ujar Wakil Gubernur (Wagub) Nusa Tenggara Barat (NTB) Indah Dhamayanti Putri. Sabtu, 27 September 2025.

Wagub yang akrab disapa Umi Dinda menjelaskan, tim percepatan ini memiliki tugas untuk memastikan keberpihakan anggaran kepada masyarakat. “Mereka akan melakukan penajaman program seperti dengan visi misi misalnya desa berdaya, kemiskinan ekstrem, dan ketahanan pangan. Kan baru dikasih SK (surat keputusan),” kata Dinda         .

DPRD dan Pemprov NTB Sepakat Sehatkan Fiskal 2025

Tak hanya itu, Menurut Dinda, keberadaan tim ini sangat dibutuhkan guna mempercepat jalannya program pemerintah provinsi. Dari 15 anggota, sebanyak 13 orang diisi oleh birokrat dan akademisi yang diyakini mampu bekerja mendukung visi misi daerah.

“Kita tentu melihat dulu kinerjanya ke dinas-dinas untuk menunjukkan sejauh mana mereka bisa membantu Pemprov bekerja dengan baik. Jadi, tidak setara dengan OPD, karena OPD punya tupoksi sendiri,” jelas Dinda. Seperti dilansir dari antaranews.com.

Menteri P2MI Resmikan 25 Desa di NTB Sebagai Desa Migran Emas

Di sisi lain, Sejumlah pihak, justru melihat pembentukan tim percepatan ini sebagai langkah yang melengkapi program-program yang sudah ada. Umi Dinda menekankan bahwa hasil kerja tim ini nantinya akan menjadi tolok ukur bagi publik.

Adapun daftar anggota tim percepatan yang dibentuk Gubernur NTB yakni: Dr. Adhar Hakim (Koordinator), Chairul Mahsul (Wakil Koordinator), Lalu Pahrurrozi, Dr. Prayitno Basuki, Prof. Ir. Dahlanuddin, dr. I Ketut Artastra, Prof. Ir. Mohamad Taufik Fauzi, Prof. Dr. Sitti Hilyana, Arum Kusumaningtyas, Ir. Giri Arnawa, Akhmad Saripudin, Ahmad Junaidi, Ir. Lalu Martawijaya, Esti Wahyuni, serta Dr. Baiq Mulianah.