Keracunan Massal Program MBG, Bareskrim Beri Rekomendasi untuk Pemerintah
- https://www.antaranews.com/berita/5133817/bareskrim-polri-asistensi-penanganan-kasus-keracunan-mbg
Jakarta, VIVA Bali – Direktorat Tindak Pidana Ekonomi Khusus (Dittipideksus) Bareskrim Polri memberikan asistensi kepada polda jajaran dalam menangani kasus keracunan makanan pada pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG).
"Kami melakukan asistensi proses penanganannya supaya kami bisa dapatkan fakta untuk keamanan pangan itu sendiri," kata Direktur Tindak Pidana Ekonomi Khusus Bareskrim Polri Brigadir Jenderal Polisi Helfi Assegaf di Gedung Bareskrim Polri, Jakarta. Kamis 25 September 2025.
Kemudian, Helfi Assegaf menuturkan jika asistensi dilakukan dengan meneliti rantai pengolahan makanan mulai dari tahap awal hingga penyajian.
Dari hasil pemeriksaan tersebut, Bareskrim akan menyusun rekomendasi bagi pemerintah dan pihak penyelenggara program MBG.
"Nanti dari hasil pengecekan dan asistensi itu, tentunya muaranya memberikan rekomendasi kepada pemerintah terutama kepada penyelenggara MBG itu sendiri," ujar Helfi Assegaf, dilansir dari antaranews.com.
Sejauh ini, Dittipideksus telah melakukan pendampingan di sejumlah daerah, termasuk Kabupaten Banggai Kepulauan, Sulawesi Tengah.
Diketahui, tim penyidik Bareskrim meninjau dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di Banggai Kepulauan, pasca insiden dugaan keracunan pada Rabu 24 September 2025.
"Kami mendampingi tim Bareskrim yang datang langsung untuk melihat kondisi di lokasi," tutur Kapolres Banggai Kepulauan Ajun Komisaris Besar Polisi, Ronaldus Karurukan.
Tim yang dipimpin Penyidik Tindak Pidana Madya Tingkat II Dittipideksus Bareskrim Polri, Komisaris Besar Polisi Afrisal, melakukan pemeriksaan lapangan sekaligus mengumpulkan data dan informasi terkait peristiwa tersebut.
Kapolres menjelaskan jika pendampingan dilakukan untuk memastikan penyidik dapat meninjau seluruh area dapur SPPG yang menjadi lokasi pengolahan makanan.
Dalam proses itu, tim berdialog dengan karyawan Badan Gizi Nasional (BGN) dan meneliti fasilitas yang ada guna mengidentifikasi kemungkinan penyebab kasus.
Sementara itu, data dari Rumah Sakit Trikora Salakan menunjukkan sebanyak 335 siswa keracunan mengalami sakit perut dan mual setelah mengonsumsi makanan pada hari kejadian.
Lebih lanjut, Kapolres menegaskan bahwa perkara ini masih dalam tahap penyelidikan dan aparat terus mengumpulkan bukti untuk memperkuat penanganan kasus.