Menteri LH Sebut Banjir di Bali Akibat Kurangnya Tutupan Hutan dan Curah Hujan Kategori Ekstrem

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Hanif Faisol Nurofiq
Sumber :
  • Maha Liarosh/VIVA Bali

Denpasar, VIVA BaliMenteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Hanif Faisol Nurofiq mengatakan, banjir yang terjadi di Bali dipicu curah hujan yang sangat tinggi dan berkategori ekstrem. 

Hanif Faisol Ungkap Alih Fungsi Lahan Jadi Biang Kerok Banjir Bali

Hal itu diungkapkan Menteri Faisol saat saat mendampingi Presiden RI Prabowo Subianto mengunjungi korban banjir yang melanda Denpasar pada Sabtu, 13 September 2025.

"Kondisi itu terjadi hampir di separuh wilayah Bali bagian selatan dan tengah ke selatan, lanskap kita untuk Bali atas sampai gunung Batur tutupan hutannya sangat kecil," kata Menteri Hanif kepada Bali.viva.co.id di Denpasar, Sabtu, 13 September 2025.

Banjir Bali Telan Korban, Koster Bantah Alih Fungsi Lahan Jadi Biang Keladi

Sementara itu, kata Menteri Faisol landskap di Tukad Badung dan Tukad Mati tingkat tutupanya hanya 2 persen. 

"Seyognya tingkat tutupanya seharusnya 30 persen. Jadi luas 49.000 hektare lebih maka yang ada hutannya hanya 1.200. Sehingga begitu hujan deras sudah dapat dipastikan banjir," jelas Menteri.

Hujan Mengguyur Bali, Banjir Terparah Melanda Denpasar

 

Yang harus ditangani, detail rencana lanskap di Bali harus dibenahi. Selain itu, masih terdapat tumpukan sampah pada drainasi dan sungai-sungai yang memperparah kondisi banjir yang terjadi pada Rabu, 10 September 2025 lalu. 

 

Kondisi itu diperparah dengan upaya penyelesaian sampah yang masih menyisakan banyak masalah. 

"Kita besok akan mengevaluasi dengan bapak Gubernur dan Walikota untuk mengambil langkah-langkah segera terutama dalam penanganan sampah," ujar Menteri Hanif.

Kementerian LHK juga menyoroti alih fungsi lahan di sejumlah wilayah Provinsi Bali. Hanif telah menyampaikan kepada pemerintah provinsi daerah, untuk siap membantu melakukan penegakkan hukum. 

"Karena memang posisi Bali dengan kapasitas yang demikian itu juga perlu perhatian," kata Hanif.

Sebelumnya pemerintah daerah mencatat, banjir bandang di Bali mengakibatkan 17 korban jiwa, masing-masing 11 orang di Kota Denpasar, 3 orang di Kabupaten Gianyar, 2 orang di Kabupaten Jembrana, dan 1 orang di Kabupaten Badung. Selain korban jiwa, banjir juga merusak jalan, jembatan, serta puluhan rumah warga.