Littletalks Ubud Hadirkan Perpaduan Buku, Kafe, dan Komunitas

Suasana kafe Littletalks Ubud yang hangat dan nyaman.
Sumber :
  • Instagram @littletalksubud / VIVA Bali

Gianyar, VIVA BaliLittletalks Ubud bisa menjadi pilihan bagi pecinta buku yang ingin menikmati bacaan sambil bersantai. Selain kafe perpustakaan, Littletalks yang terletak di Jalan Bisma, Ubud, ini menjadi wadah bagi para seniman dan sastrawan, juga area untuk berdiskusi santai bersama.

Kaleng Baca, Free Street Library Unik di Bali

 

 

KU Culinary Atelier, Wajah Baru Jatung Kreatif Syrco BASÈ Bali

Beberapa kegiatan yang telah dilaksanakan di Littletalks di antaranya adalah kegiatan lokakarya merangkai bunga, musik, dan juga beberapa pemutaran film.

Erma, founder Littletalks, bercerita mengenai awal mula dibukanya Littletalks Ubud yang dimulai dari kegelisahan dirinya bersama teman-temannya tentang minimnya tempat nongkrong di Ubud yang community friendly.

Dari Sawah Organik, Petani Kedisan Mandiri Angkat Pendapatan Desa Hingga Rp600 Juta Per Bulan

 

Pengunjung dapat membaca, berdiskusi, hingga menikmati kopi.

Photo :
  • Instagram @littletalksubud / VIVA Bali

 

“Kami terinspirasi membuat sebuah tempat di mana teman-teman bisa berkumpul, ngobrol, membuat kegiatan atau event dengan nyaman. Kenapa library, karena saya dan salah satu founder lainnya sangat dekat dengan buku. Awalnya, buku-buku yang dipajang adalah koleksi pribadi kami. Lama-lama banyak buku kami peroleh dari donasi pengunjung dan toko buku. Kami ingin tempat ini menjadi hub untuk teman-teman komunitas dari berbagai bidang, dan dari tempat ini bisa lahir ide-ide besar,” cerita Erma pada 21 Agustus 2025.

Erma berpendapat jika saat ini buku sedang menjadi tren tersendiri. “Sepertinya buku sedang menjadi semacam tren ya di kalangan anak muda. Terlebih dengan banyaknya bermunculan book influencer di Instagram dan TikTok, juga dengan semakin banyak indie bookstore. Sepertinya media sosial cukup berpengaruh sebagai platform untuk mengenalkan buku kepada masyarakat luas, khususnya anak muda,” katanya.

Media sosial pun kini memang sering dipenuhi oleh konten tentang buku. “Paling tidak sekarang orang-orang mulai mencari kutipan-kutipan dari buku untuk caption atau sekadar berfoto estetik dengan buku atau lemari buku. Ini menurut saya salah satu cara untuk mengenalkan ke orang-orang bahwa buku itu bukan hal yang menyeramkan. Buku juga sesuatu yang bisa dianggap keren,” lanjut Erma.

Selain buku, kopi yang disajikan di Littletalks tidak kalah menariknya. “Kopi yang kami sajikan di Littletalks adalah kopi yang kami panen bekerja sama dengan petani kopi muda dari Desa Kiadan, Plaga. Kami sudah bersama mereka sejak 2018. Dari yang awalnya satu petak kebun, sekarang sudah berkembang, bahkan sampai mengajak kebun-kebun tetangga untuk ikut menanam kopi dengan baik dan benar,” cerita sang founder.

Makanan yang disajikan pun bervariasi. Biasanya yang menjadi menu favorit adalah nasi goreng ijo, tonkatsu burger, dan smoothie bowl.

Kafe yang telah berdiri tujuh tahun pada Agustus 2023 ini berharap bisa terus bertahan. “Mimpi kami tentu saja brand dan bisnis ini bisa bertahan hingga ratusan tahun. Seperti Café du Dôme atau Café La Rotonde yang menjadi tempat nongkrong sastrawan dan seniman Paris, seperti Ernest Hemingway hingga F. Scott Fitzgerald, maka di Bali ada Littletalks yang menjadi wadah bagi para seniman dan sastrawan Bali,” harap Erma.