Isi Masa Reses, Anggota DPR RI Dapil Lombok, Fauzan Khalid Temui Mahasiswa
- Dok. Media Fauzan Khalid/VIVA Bali
Mataram, VIVA Bali – Mataram-Beragam kegiatan dilakukan Anggota DPR RI dalam mengisi masa reses masa persidangan ke-IV Tahun Sidang 2024-2025, yang berlangsung 25 Juli hingga 14 Agustus 2025. H. Fauzan Khalid, Anggota Komisi II DPR RI Fraksi NasDem yang terpilih dari daerah pemilihan (dapil) NTB II Pulau Lombok melakukan kegiatan reses dengan menemui para mahasiswa.
Pertemuan dengan para mahasiswa ini dilakukan dalam sebuah acara yang dikemas melalui kegiatan Seminar Nasional Jurnalistik dan Citizen Journalism di Universitas Muhammadiyah Mataram, NTB, Senin 04 Agustus 2025.
Fauzan dalam seminar bertemakan “menjadi jurnalis muda yang inspiratif membangun narasi positif mnelalui pdcast ini tampil sebagai keynote speech.
Dalam acara ini, Fauzan mengimbau masyarakat, termasuk para mahasiswa untuk tidak ikut-ikut tren pengibaran bendera one piece yang disandingkan dengan bendera merah putih yang merupakan bendera negara Indonesia. Namun sejauh ini, Fauzan mengaku tidak melihat ada pengibaran bendera one piece di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB).
“Saya memahami, bendera one piece bergambar tengkorak ini merupakan salah satu bentuk kritik terhadap pemeritah. Tetapi, saya tetap menyarankan untuk tidak dikibarkan, apalagi sampai disejajarkan dengan Sang Saka Merah Putih. Mari kita sama-sama hormati bendera kita,” kata Fauzan mengingatkan pada rilis yang diterima Bali.Viva.co.id.
Fauzan yang pernah menjabat Ketua KPU NTB ini mengatakan, melakukan kritik adalah hak seseorang, namun hendaknya dilakukan dengan cara yang baik. Kritik terhadap siapa pun, termasuk kritik terhadap pemerintah dapat dilakukan dengan berbagai cara, namun sebaiknya dilakukan dengan cara-cara yang santun.
Dalam seminar nasional ini, Fauzan yang pernah menjabat Bupati Lombok Barat dua periode juga menyinggung perkembangan informasi dan teknologi saat ini. Menurut Fauzan, era digitalisasi saat ini, setiap orang bisa menjadi produsen sekaligus menjadi konsumen konten-konten media. Namun kemajuan informasi dan teknologi ini tidak dibarengi dengan tingkat literasi media masyarakat yang tinggi.