Meski Tak Melihat, Yuni Lestari Lahirkan Karya Sastra yang Mumpuni

Peluncuran buku para penulis Bali di Gedung Kerta Sabha, Denpasar
Sumber :
  • Sumber foto: Dok. Humas Pemprov Bali/ VIVA Bali

Yuni Lestari (kiri) bersama penulis dan sutradara teater Putu Satria

Photo :
  • Sumber foto: Dok. Instagram @komang_yuni_
Gunung Lewotobi Laki Laki Kembali Erupsi, 12 Keberangkatan Penerbangan Internasional di Ngurah Rai Bali Dibatalkan

Kata-kata ini menggambarkan betapa karya Yuni mampu melampaui batasan indrawi dan memberikan perspektif yang unik bagi pembacanya.

Yuni sendiri mengaku tidak pernah menyangka bahwa tulisan-tulisan yang ia ciptakan sejak tahun 2018 untuk kalangan terbatas akhirnya bisa terangkum dalam sebuah buku.

Pemkot Mataram Revitalisasi Kantor Lama Wali Kota, dengan Anggaran 2,3 Miliar

Terinspirasi dari penulis-penulis ternama seperti Dewi Lestari, Andrea Hirata, Pramoedya Ananta Toer, dan Eka Kurniawan, Yuni menemukan kebebasan dalam menulis. “Saya menulis sejak 2018 hanya untuk kalangan terbatas. Tak menyangka akhirnya bisa menjadi sebuah buku,” ujarnya.

Baginya, menulis adalah cara untuk mewujudkan imajinasi dan mimpinya. Mengutip Pramoedya Ananta Toer, Yuni menyadari betul pentingnya menulis sebagai jejak keberadaan seseorang dalam masyarakat dan sejarah.

Perempuan Muda di Dompu Jadi Mucikari, Jual Siswi SMA ke Pria Hidung Belang

“Ini adalah kepingan mimpi yang bisa saya wujudkan. Sebagaimana yang disampaikan Pramoedya, orang boleh pandai setinggi langit, tetapi kalau tidak menulis maka ia akan hilang dari masyarakat dan dari sejarah,” tuturnya dengan penuh makna.

Kehadiran Yuni dan karya-karyanya dalam kancah sastra di Bali menjadi inspirasi bagi banyak orang. Ia membuktikan bahwa semangat untuk berkarya dapat tumbuh subur di tengah segala keterbatasan.

Halaman Selanjutnya
img_title