Ketika Sawah Tak Lagi Menyelamatkan, Tambang Jadi Pilihan Terakhir
- Moh Helmi/ VIVA Bali
Namun, tanpa legalitas, aktivitas ini terus berada di wilayah abu-abu. Warga dibayangi ancaman penertiban, kecelakaan kerja, dan tidak adanya perlindungan hukum. Padahal, kata Habib, mereka bersedia mengikuti aturan jika diberikan kepastian hukum.
“Kami siap diatur, asal tambang ini diakui dan dilegalkan. Jangan hanya datang kalau ada musibah atau razia, tapi tak pernah ada solusi jangka panjang,” ujarnya tegas.
Warga Sekotong berharap pemerintah membuka ruang dialog dan memberikan solusi konkrit melalui regulasi yang melegalkan aktivitas tambang rakyat, sekaligus menjaga aspek lingkungan dan keselamatan kerja.
Mereka menilai legalisasi tambang tidak hanya akan meningkatkan taraf hidup warga, tapi juga membuka potensi pemasukan bagi pemerintah melalui pajak dan retribusi resmi.
“Kalau dilegalkan, kami bisa kerja tenang, pemerintah juga bisa dapat manfaat. Lingkungan bisa dijaga bersama,” ucap Habib.
Dalam perjuangan mereka, penambang rakyat tidak menuntut kemewahan. Mereka hanya ingin diakui, dilindungi, dan diberi kesempatan untuk hidup layak.
“Kami tidak minta kaya, kami cuma minta pemerintah dengar suara kami. Tambang ini bukan sekadar kerja, ini soal hidup kami,” tutup Habib.