Di Buleleng, Ratusan Siswa SMP Ikuti Tes IQ Akibat Fenomena Tak Bisa Baca-Tulis

Bupati Buleleng, I Nyoman Sutjidra pantau tes IQ siswa SMP
Sumber :
  • Dok. Humas Pemkab Buleleng/ VIVA Bali

"Tujuannya adalah untuk mendeteksi dini potensi masalah belajar sebelum siswa menginjak bangku SMP, " jelas Bupati Sutjidra.

Dari Dapur Sederhana, Ibu Sariasih Merajut Mimpi Lewat Jaje Senggait

Retno Indaryati Kusuma, pendiri Yayasan Pradnyagama, membenarkan adanya temuan sejumlah siswa SMP yang belum menguasai kemampuan literasi dasar. Observasi awal bahkan mengarah pada dugaan adanya siswa dengan disabilitas intelektual dan gejala disleksia.

"Tes IQ menjadi penting untuk membedakan apakah kesulitan belajar disebabkan oleh keterbatasan intelektual atau faktor lain seperti disleksia. Jika skor IQ di bawah 80, kemungkinan ada hambatan intelektual. Namun, jika di atas itu, masalahnya bisa jadi disleksia yang seringkali tidak terdeteksi sejak awal," ujar Retno. 

Jelang Penerimaan Siswa Baru di Buleleng, Ini Bocoran Penting dari Disdikpora

Retno juga menekankan perlunya penyediaan kelas inklusi di sekolah, guna memastikan anak-anak dengan kebutuhan khusus tetap mendapat pendidikan yang sesuai kemampuan mereka.

Fenomena ini menyoroti pentingnya deteksi dini dan intervensi yang tepat bagi siswa yang mengalami kesulitan belajar. 

Miris! Anak Usia Dini di Buleleng Rawan Terpapar Konten Negatif di TikTok

"Pemkab Buleleng berkomitmen untuk menindaklanjuti hasil tes ini dengan berbagai kebijakan, termasuk penunjukan penanggung jawab khusus di sekolah, penandatanganan pakta integritas oleh kepala sekolah terkait inklusi, dan pengembangan metode belajar yang sesuai dengan kebutuhan siswa," kata Bupati Sutjidra.