Sekolah yang Terima Siswa Melebihi Rombel Akan Kena Sanksi Pemotongan Dana BOS

Suasana di salah satu SMPN Lombok Tengah.
Sumber :
  • Ida Rosanti/VIVA Bali

Lombok Tengah, VIVA Bali – Dinas Pendidikan Kabupaten Lombok Tengah menekankan agar seluruh sekolah negeri menerima siswa baru berdasarkan jumlah rombongan belajar (rombel). Hal ini dilakukan untuk mengatasi banyaknya sekolah yang kekurangan siswa.

Tiga Jabatan Kosong, Pemdes Senggigi Bentuk Panitia Seleksi Perangkat Desa

"Jadi ada kuota yang diberikan oleh Kementerian Pendidikan. Misalnya SMPN 1 Praya jumlahnya sekarang 11 rombel dia tidak boleh menerima siswa lebih dari itu. SMPN 2 Praya kemampuannya 8 rombel maka tidak boleh ada penambahan lagi," tegas Kepala Dinas Pendidikan Lombok Tengah, Lalu Idham Halid pada Bali.viva.co.id, Selasa, 17 Juni 2025. 

Dikatakan, beberapa sekolah di Lombok Tengah mengalami kekurangan siswa. Salah satu contoh adalah SMPN 2 Praya Tengah. Pada Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) tahun lalu, sekolah tersebut hanya mendapat lima orang siswa baru. Agar kondisi ini tidak terjadi lagi pada SPMB tahun ini, sekolah dilarang keras untuk menerima siswa melebihi kapasitas. Kalau  sekolah masih ngeyel untuk menerima siswa baru melebihi rombel, akan ada sanksi berupa pemotongan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS). 

Apel Perdana Usai Haji, Bupati Lobar Tekankan Sinergi dan Optimalisasi PAD

Pada SPMB tahun lalu, masih ada kelonggaran dari Kementerian Pendidikan terhadap sekolah yang menerima siswa baru melebihi rombel. Namun tahun ini, tidak akan ada lagi toleransi.

"Tahun lalu kita masih diampuni, kalau sekarang tidak boleh lagi. Sejak tahun lalu kita sudah diwarning sebenarnya.  Kita masih dimaafkan tahun lalu, misalnya kuota tahun lalu itu SMPN 1 Praya ada 8 rombel tapi ternyata siswa yang mendaftar tidak terbendung sehingga menjadi 11 rombel. Tahun ini tidak boleh lagi bertambah," cetus Idham.

Monitoring ILP di Perampuan, Sinergi Dikes dan Puskesmas Hadirkan Layanan Kesehatan Lebih Baik

Disampaikan Idham, peringatan agar sekolah tidak menerima siswa melebihi rombel sudah disampaikan kepada semua kepala sekolah. Meski di sisi lain, sekolah sejatinya tidak berniat untuk menerima siswa baru terlalu banyak. Hanya saja, terkadang masyarakat atau orang tua yang memaksakan anaknya untuk sekolah di sekolah tertentu. Sehingga terjadi kelebihan siswa di sekolah tertentu dan  kejadian sebaliknya di sekolah lain.

Dia mengakui kalau persaingan sekolah negeri untuk mendapatkan siswa baru sekarang ini memang ketat. Karena banyak juga sekolah swasta dan pondok pesantren yang menjadi pilihan masyarakat. Oleh karenanya, dia mengapresiasi berbagai inovasi yang dilakukan oleh kepala sekolah untuk menarik siswa baru.

"Ada kepala sekolah yang memberikan seragam dan sepatu gratis kepada calon murid itu kalau memang mampu bagi saya tidak masalah," katanya.

Selain itu, Dinas Pendidikan sudah memanggil para camat agar memberikan penekanan kepada masyarakat agar tidak menyekolahkan putra putrinya di luar wilayah tempat tinggalnya.

"Seperti  yang di wilayah Praya Tengah, murid yang tinggal berdekatan itu ternyata bersekolah ke SMPN 1 Praya Timur dan SMPN 2 Praya Tengah malah sepi siswa. Saya bilang ke sekolahnya, berapa guru di sana wajibkan bawa satu orang murid sehingga siswanya bisa bertambah," katanya.