Inilah Kehebatan QRIS yang Bikin Amerika Serikat Cemas

QRIS membuat proses pembayaran jadi mudah.
Sumber :
  • https://gobiz.co.id/pusat-pengetahuan/qris-adalah/

Viva Bali – Amerika Serikat mengkritik sistem pembayaran Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) di Indonesia.

Parkir Liar Truk Jadi Sorotan, Dishub Denpasar Perketat Pengawasan di Jalan Cargo

Tak hanya itu, pemerintah Amerika Serikat juga mengkritik sistem keuangan Indonesia lainnya, yaitu Gerbang Pembayaran Nasional (GPN)

Ternyata, kritik tersebut disinyalir adanya kekhawatiran pemerintah Amerika Serikat terhadap pamor Marstercard dan Visa (yang berasal dari Amerika Serikat) akan turun di Indonesia.

Ketersediaan Pasokan Tekan Inflasi di Bali Hingga 1,61 Persen YoY di Bulan April

Akibatnya, pendapatan dari fee penggunaan Marstercard dan Visa turun. Bahkan, kontrol keuangan yang biasa dilakukan oleh Amerika Serikat terhadap sebuah negara akan hilang.

Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) adalah standar nasional kode QR untuk pembayaran di Indonesia yang diresmikan pada 17 Agustus 2019.

Mengalami Rem Blong, Truk Hino Hantam Lima Kendaraan Didepannya, Tiga Orang Mengalami Luka-luka

Sistem ini dikembangkan oleh Bank Indonesia bersama Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI).

Tujuannya agar semua aplikasi pembayaran digital bisa menggunakan satu kode QR yang sama.

Penggunaan QRIS dalam pembayaran memang sangat mudah. Tak heran bila jumlah pengguna QRIS selalu meningkat tajam setiap tahun.

Bisnis Visa dan Mastercard dengan total nilai US$ 1 triliun mulai terganggu oleh QRIS.

Amerika Serikat yang awalnya mendominasi sistem pembayaran non tunai melalui Mastercard dan Visa mulai merasakan efek QRIS.

Jumlah pemakai layanan Mastercard awalnya 57,7% kini menjadi 38,7%. Sedangkan pengguna Visa menjadi 24% yang awalnya 26,3%.

Setiap transaksi menggunakan kedua sistem tersebut, Amerika Serikat mendapat uang.

 

Bagaimana QRIS Bekerja?

Di kode QR terdapat 2 warna berbeda, yaitu warna putih yang menjadi latar belakang dan warna hitam yang berbentuk kotak dan garis.

Nah kedua warna itulah yang memiliki peranan yang sangat penting karena menyimpan nama bank, nama toko, nomor rekening, dan nama pemilik rekening

Selain itu warna putih artinya angka 0, dan warna hitam artinya angka 1. Kedua angka tersebut adalah kode binary yang digunakan dalam sistem komputer.

Saat ponsel memindai atau scan kode QR tersebut, maka data transaksi akan dikirim ke server pusat layanan untuk diperiksa.

Pemeriksaan ini untuk memastikan kode QR tidak palsu alias bodong dan saldo tidak kurang untuk membayar transaksi.

Bila transfer uang dilakukan antar bank dengan menggunakan QRIS, maka pemindahan uang dilakukan secara otomatis walaupun berbeda bank.

Sebelum ada QRIS, kode pelayanan pembayaran memiliki kode sendiri-sendiri. Sistem ini hanya bisa dipakai sesama pengguna.

Misalnya aplikasi A hanya bisa transfer ke pengguna aplikasi A, tidak bisa transfer ke aplikasi B.

Akibatnya ponsel dipenuhi berbagai aplikasi pembayaran. Sedangkan toko atau pemilik usaha harus menyediakan banyak kode QR. Repot kan?

 

Keunggulan QRIS

Salah satu faktor yang membuat jumlah pengguna QRIS terus tumbuh adalah biaya yang murah. Sehingga QRIS bisa dimanfaatkan oleh pelaku UMKM.

Sedangkan menggunakan sistem pembayaran luar negeri (misalnya menggunakan kartu kredit), potongan biayanya menjadi lebih mahal.

Transaksi yang menggunakan QRIS di bawah Rp500 ribu fee masih nol persen. Sedangkan Visa atau Mastercard, untuk nilai transaksi yang sama, dikenakan fee antara 1,8 hingga 2 persen.

QRIS merupakan proyek pemerintah yang sukses di bidang digitalisasi pembayaran.

Sukses ini karena QRIS memiliki sejumlah keunggulan. Yaitu dimanfaatkan banyak orang, efisien, minim perbaikan, dan skala nasional.

Kemudian keunggulan QRIS lainnya adalah menyatukan seluruh aplikasi pembayaran di Indonesia. Mulai dari OVO, Gopay, Link Aja, Dana, Shopee Pay, dan mobile banking.

Pada tahun 2020, hanya ada 124,11 juta transaksi QRIS dengan nilai Rp 8,21 triliun. Kemudian di tahun 2024, jumlah transaksi QRIS mencapai 6,24 miliar dengan nilai transaksi mencapai Rp 659,93 triliun.

Kemudian, jumlah pengguna QRIS hingga November 2024 mencapai 55,02 juta orang.  Sedangkan jumlah merchant atau usaha per Januari 2025 yang menggunakan QRIS, sebanyak 36,5 juta merchant di Indonesia.