Riset Buktikan Makan Buah Tidak Selamanya Menyehatkan

Ternyata buah-buahan tidak selamanya menyehatkan
Sumber :
  • Sumber https://www.pexels.com/search/fruit/

Lifestyle, VIVA BaliDalam dunia pola makan sehat, buah dan sayur sering kali disebut dalam satu napas. Keduanya memang kaya akan nutrisi penting, namun penelitian terbaru menunjukkan bahwa makan buah tidak selamanya menyehatkan, terlebih jika dibandingkan dengan konsumsi sayur.

Resep Es Kuwut, Minuman Segar Khas Bali

 

Hal ini mungkin mengejutkan bagi banyak orang, terutama karena buah sering dianggap sebagai sumber vitamin dan antioksidan yang paling lezat. Tapi faktanya, konsumsi sayur secara konsisten terbukti lebih efektif dalam menurunkan risiko berbagai penyakit kronis.

Resep Dendeng Balado Asli Padang Pedasnya Bikin Ketagihan!

 

Sebuah studi besar yang dimuat dalam Journal of Epidemiology & Community Health mengungkap bahwa makan tujuh porsi buah dan sayur per hari bisa menurunkan risiko kematian hingga 42 persen.

Resep Opor Ayam Paling Gurih! Rahasia Masakan Lebaran yang Tak Pernah Gagal

 

Yapi yang menarik, para peneliti menemukan bahwa efek protektif dari sayuran jauh lebih kuat dibandingkan buah. Setiap porsi sayur dikaitkan dengan penurunan risiko kematian sebesar 16 persen, sementara buah hanya sekitar 4 persen.

 

Salah satu alasannya adalah kandungan gula alami dalam buah. Buah memang sehat, tapi juga mengandung fruktosa dalam jumlah cukup tinggi. Jika dikonsumsi berlebihan, terutama dalam bentuk jus atau buah yang sangat manis, fruktosa dapat memengaruhi kadar gula darah.

 

Fruktosa bisa menambah beban metabolisme, khususnya bagi penderita diabetes atau mereka yang sedang menjaga berat badan. Sebaliknya, sayur cenderung rendah kalori dan rendah gula.

 

Sayuran seperti brokoli, bayam, dan wortel juga mengandung senyawa fitokimia. Senyawa ini tergolong jarang ditemukan dalam buah.

 

Misalnya, sulforaphane dalam brokoli diketahui memiliki sifat anti-kanker, membantu melindungi otak, bahkan berpotensi memperbaiki kerusakan saraf. Senyawa ini tidak hanya mencegah penyakit, tapi juga mendukung regenerasi sel dan meningkatkan ketahanan tubuh terhadap stres oksidatif.

 

Tak hanya itu, sayuran dikenal memiliki indeks glikemik yang lebih rendah dibandingkan buah. Ini berarti sayuran tidak menyebabkan lonjakan gula darah drastis, menjadikannya pilihan yang lebih aman untuk penderita diabetes atau mereka yang ingin menjaga kestabilan energi sepanjang hari. Inilah mengapa banyak ahli nutrisi lebih menyarankan porsi besar sayuran dibandingkan buah dalam program diet jangka panjang.

 

Serat dalam sayur pun biasanya lebih tinggi dan lebih kompleks, membantu proses pencernaan dengan lebih efektif. Serat dari sayuran membantu membentuk volume feses, memperlancar buang air besar, dan menjaga keseimbangan mikrobiota usus. Buah juga mengandung serat, tapi jenis dan jumlahnya sering kali lebih sedikit, terutama jika buah dikupas atau dijus.

 

Menurut Healthline, salah satu perbedaan utama yang membuat sayur lebih unggul adalah pada kandungan kalorinya. Sayur umumnya lebih rendah kalori dibanding buah, yang membuatnya cocok untuk dikonsumsi dalam jumlah besar tanpa takut berat badan melonjak.

 

Namun, bukan berarti buah harus dihindari. Keduanya tetap penting untuk menjaga keseimbangan gizi.

 

Buah mengandung vitamin C, antioksidan, dan fitonutrien yang bermanfaat jika dikonsumsi dalam porsi wajar. Yang perlu dipahami adalah bagaimana mengatur porsi dan kombinasi yang seimbang antara buah dan sayur dalam pola makan harian.