Musik Iwan Fals, Dari Nada Menjadi Suara Perlawanan
- https://www.instagram.com/p/CsRARCOJY5B/?igsh=OXptN2x6MXd6dmZw
Lifestyle, VIVA Bali – Bagi banyak orang, musik adalah hiburan. Namun bagi Iwan Fals, musik jauh lebih dari sekadar lantunan suara. Di masa Orde Baru, ketika kritik terhadap pemerintah bisa berujung pencekalan hingga ancaman, lagu dari Iwan justru menjadi senjata ampuh untuk menyampaikan keresahan rakyat.
Lagu-lagunya bukan hanya menghibur, tetapi juga menjadi simbol perlawanan terhadap ketidakadilan sosial-politik.
Kritik Sosial Melalui Lagu
Ambil contoh lagu Tikus-Tikus Kantor. Dengan lirik yang penuh sindiran, Iwan menggambarkan pejabat korup sebagai “tikus” yang gemar mencuri di balik meja kerja. Kucing yang seharusnya memburu tikus, justru ikut disuap dengan “sepotong roti”. Gambarannya sederhana, tetapi maknanya mendalam. praktik korupsi sudah menjadi kisah lama, bahkan nyaris dianggap biasa.
Contoh lainnya adalah lagu Ambulans Zig-Zag. Lagu ini menyoroti ketidakadilan pelayanan kesehatan. Dalam liriknya, seorang nyonya kaya mendapat pelayanan prima meski kondisinya tidak genting, sementara rakyat kecil dengan luka parah harus menunggu karena tak mampu membayar. Iwan memperlihatkan kesenjangan sosial yang terjadi di masyarakat.
Sementara pada lagu Suara Buat Wakil Rakyat secara jelas menegur anggota DPR. Dengan nada sinis, ia menyebut wakil rakyat hanya jadi “juara diam” yang lebih sering tidur di sidang ketimbang memperjuangkan kepentingan publik. Bagi banyak orang, lagu ini adalah cermin bahwa wakil rakyat tidak benar-benar menyuarakan aspirasi rakyat.
Dari Lagu ke Kesadaran Kolektif
Meski Iwan tidak aktif mengorganisir gerakan sosial kolektif, tapi musik Iwan Fals mampu menyalakan api kesadaran. Lagu-lagunya sering menjadi pengiring demonstrasi mahasiswa, penyemangat perlawanan, hingga bahan renungan bagi masyarakat. Dari sekadar menyanyi bersama, lahirlah rasa kebersamaan bahwa ketidakadilan harus dilawan.
Bahkan hingga kini, pesan-pesan itu tetap relevan. Korupsi, kesenjangan sosial, dan lemahnya wakil rakyat masih menjadi isu yang kita hadapi. Tak heran jika karya Iwan terus hidup lintas generasi. Banyak orang muda yang mungkin tak mengalami masa Orde Baru, tetapi tetap merasa dekat dengan lagu-lagu tersebut.
Pada akhirnya, Iwan Fals membuktikan bahwa musik bisa lebih dari sekadar hiburan. Ia bisa menjadi sarana refleksi, alat kritik, bahkan inspirasi perlawanan. Lagu-lagunya mengajarkan bahwa suara rakyat bisa lahir dari gitar, melodi, dan kata-kata sederhana yang menyentuh hati.