Kenali Perjalanan Emosional dalam 5 Tahapan Berduka
- Sumber: https://pin.it/4wGdNYa2E
Lifestyle, VIVA Bali –Kehilangan selalu datang tanpa peringatan. Bisa karena kepergian orang tersayang, putus cinta, impian terhenti atau bahkan merasa kehilangan diri sendiri. Saat hal itu terjadi secara mendadak, waktu terasa melambat. Hanya bisa terdiam, tercekat, kebingungan dan kehilangan arah. Berduka bukan proses yang linear. Ia seperti roller coaster emosi yang mempunyai 5 titik pemberhentian, dikenal sebagai 5 Stages of Grief oleh Elisabeth Kübler-Ross. Berikut adalah 5 tahapan berduka:
1. Denial (Menyangkal)
Tahap pertama ini, seseorang menolak untuk percaya bahwa orang yang ia kasihi telah pergi. Dalam hatinya, ia masih percaya bahwa orang itu dapat kembali lagi. Otak sedang mencerna apa yang sedang terjadi, karena kehilangan tanpa aba-aba tersebut. Fase ini akan berhenti ketika sudah menyadari realita.
2. Anger (Marah)
Sesaat sudah menyadari keadaan sebenarnya, muncul emosi negatif yang menyulut kemarahan. “Kenapa harus aku?” pertanyaan itu akan selalu membayang-bayangi isi kepala. Marah kepada diri sendiri, orang lain, bahkan Tuhan.
3. Bargaining (Tawar-Menawar)
Pada fase ini, seseorang mencoba bernegoisasi dengan keadaan. Seperti mencoba mengembalikan waktu. Penuh kata “andai” dalam perjalanan ini. Seperti, “Seandainya aku lebih perhatian.”
4. Depression (Depresi)
Ketika semua andai berubah menjadi realita yang tidak bisa diwujudkan, pada fase ini seseorang yang merasa kehilangan mulai putus asa. Mulai tidak fokus dalam pekerjaan, sulit tidur, tidak selera makan, dan cenderung mengurung diri.
5. Acceptance (Menerima)
Fase ini menjadi titik seseorang perlahan mulai menerima keadaan yang sudah tidak bisa diubah lagi. Seseorang akan sadar bahwa hidup harus terus berjalan beriringan dengan luka. Pada fase ini, mereka yang kehilangan sudah mulai dapat melakukan aktivitas sehari-hari dan beradaptasi dengan kehilangan.
Seseorang yang berduka tidak langsung mengalami fase tersebut secara berurutan. Seringkali urutan tersebut acak atau bahkan selalu mengalami fase yang sama. Berduka adalah hal manusiawi. Tidak ada durasi waktu dalam berduka. Yang terpenting adalah izinkan diri sendiri untuk merasa sedih dan tidak baik-baik saja. Karena hal tersebut langkah kecil menuju pulih.