Berjemur Pagi Hari Tidak Sepenuhnya Aman untuk Kesehatan Kulit
- Sumber: https://www.pexels.com/photo/mother-and-daughter-on-grass-1683975/
Lifestyle, VIVA Bali –Banyak orang percaya bahwa berjemur sebelum pukul 10 pagi aman dan bebas risiko. Namun, meski intensitas sinar matahari di pagi hari lebih rendah dibandingkan siang hari, paparan sinar UVA dan UVB tetap bisa menyebabkan kerusakan kulit.
Kerusakan kulit ini bisa terjadi terutama jika kegiatan berjemur dilakukan terlalu lama tanpa perlindungan. Risiko ini meningkat di negara-negara tropis seperti Indonesia yang memiliki indeks UV tinggi sepanjang tahun.
Menurut Cleveland Clinic, waktu terbaik untuk mendapatkan vitamin D memang di pagi hari. Namun, durasi paparan sinar matahari harus dibatasi.
Penggunaan sunscreen tetap direkomendasikan bahkan saat pagi hari. Paparan berlebihan terhadap sinar UV dapat meningkatkan risiko penuaan dini, hiperpigmentasi, hingga kanker kulit.
American Academy of Dermatology (AAD) juga menyarankan penggunaan tabir surya dengan minimal SPF 30 setiap hari, terlepas dari waktu dan cuaca. Bahkan saat mendung, hingga 80% sinar UV masih bisa menembus awan dan mengenai kulit.
Studi dari World Health Organization (WHO) menunjukkan bahwa paparan sinar UV secara berlebihan merupakan faktor risiko utama kanker kulit di seluruh dunia. WHO juga menyarankan pembatasan paparan sinar matahari langsung dan pemakaian pelindung fisik seperti topi dan pakaian panjang saat beraktivitas di luar ruangan.
Anak bermain di tamah di bawah sinar matahari
- Sumber: https://www.pexels.com/photo/girl-picking-flowers-459051/