Benarkah Profesi Programmer Akan Punah Karena Auto-code AI?
- https://www.pexels.com/id-id/foto/foto-close-up
Lifestyle, VIVA Bali – Dunia teknologi kini diramaikan dengan pertanyaan serius yang membuat banyak programmer waspada: apakah pekerjaan mereka akan tergantikan oleh kecanggihan AI? Hadirnya tool auto-code seperti GitHub Copilot, ChatGPT, dan Claude AI membuat coding terasa lebih mudah dan cepat. Tapi apakah ini berarti profesi programmer akan benar-benar punah?
Auto-code AI memang makin pintar
AI coding assistant seperti GitHub Copilot mampu menulis baris kode hanya dari deskripsi singkat. Bahkan beberapa tools bisa menyelesaikan bug, menulis ulang fungsi, hingga mengoptimalkan program yang kompleks. Hal ini membuat proses pemrograman menjadi lebih efisien. Namun, auto-code AI masih bergantung pada manusia yang memberi arah dan memahami konteks.
Sebagai contoh, AI tidak akan tahu apa yang dibutuhkan pengguna secara spesifik tanpa petunjuk. Itulah mengapa profesi programmer tetap dibutuhkan untuk mendesain sistem, menganalisis kebutuhan user, dan menentukan logika program.
Programmer masa depan harus adaptif
Daripada punah, peran programmer justru akan bergeser. Mereka akan menjadi AI collaborator yang mengarahkan AI agar menghasilkan kode yang relevan dan aman. Beberapa peran baru pun muncul, seperti AI prompt engineer atau spesialis integrasi sistem berbasis AI.
Skill yang dibutuhkan bukan hanya coding manual, tapi juga kemampuan berpikir kritis, memahami struktur aplikasi, dan berpikir kreatif dalam menyelesaikan masalah. Masa depan profesi programmer justru terbuka lebar bagi mereka yang mau belajar dan beradaptasi.
Bukti bahwa programmer tetap dibutuhkan
Penelitian dari MIT menyebutkan bahwa AI dapat membantu produktivitas developer hingga 55% saat menyelesaikan tugas sederhana. Namun, untuk proyek kompleks, AI justru masih memerlukan supervisi penuh dari manusia.
Thomas Dohmke, CEO GitHub, bahkan menyatakan bahwa AI tidak akan menggantikan programmer, melainkan menjadikan mereka lebih produktif dan bahagia. Dengan AI, proses debugging, testing, hingga deployment bisa dilakukan lebih cepat—tapi arah dan visi tetap di tangan manusia.