CTA yang Powerful Bisa Ajak Audiens Aksi Tanpa Terasa Jualan

Arahkan audiens, tanpa bikin mereka merasa digiring
Sumber :
  • Teono123/Pexels

Lifestyle, VIVA Bali –  Dalam dunia digital marketing, CTA atau Call to Action bukan sekadar tombol atau ajakan manis di akhir konten. Ia adalah jembatan yang menghubungkan konten dengan konversi. Tapi, tantangannya itu bagaimana membuat CTA yang mampu menggerakkan audiens tanpa terkesan memaksa atau hard selling?

Kenapa CTA Itu Penting?

Krisis Gizi Anak di Indonesia Masalah Serius yang Tak Bisa Diabaikan

CTA bisa menentukan apakah audiens hanya akan berhenti di scroll, atau benar-benar melakukan tindakan seperti klik, beli, daftar, atau share. Personalized CTAs memiliki potensi konversi hingga 202% lebih tinggi dibanding CTA biasa.

Artinya, CTA yang baik bukan hanya soal kata-kata, tapi soal bagaimana kamu “mengundang” audiens untuk bergerak secara alami

Drama Hujan dan Strategi, Piastri Menang di Spa

 

Cara Membuat CTA yang Nggak Terasa Jualan

1. Gunakan Nada Percakapan

Rice Cooker Multifungsi, Apa Saja Keunggulannya?

Alih-alih berkata “Beli Sekarang!”, cobalah pendekatan yang lebih hangat seperti:

“Yuk, temukan pilihan yang cocok buat kamu di sini.”

Kalimat seperti ini lebih terasa seperti ajakan teman daripada perintah dari penjual.

 

2. Fokus pada Manfaat, Bukan Aksi

Orang tidak tertarik apa yang harus mereka lakukan, mereka tertarik kenapa harus melakukannya.

Contoh:

Kalimat yang kurang efektif: “Klik untuk info selengkapnya”

Agar terlihat lebih powerful, gunakan: “Lihat bagaimana kamu bisa hemat waktu hingga 2 jam per hari.”

 

3. Tanya Dulu, Baru Ajak

Bentuk pertanyaan bisa membuat CTA lebih memicu rasa penasaran:

“Ingin kontenmu lebih sering masuk explore?”

“Sudah tahu cara bikin Reels yang views-nya stabil naik?”

 

Lanjutkan dengan CTA seperti:

“Coba tools gratis ini dan rasakan bedanya.”

 

4. Gunakan Urgensi Tanpa Terlihat Mendesak

CTA dengan kesan “sekarang atau rugi” bisa efektif, tapi harus halus.

Contoh:

“Mulai sekarang, besok kamu sudah bisa lihat hasilnya.”

dibandingkan dengan

“Ayo beli sekarang sebelum kehabisan!”

 

5. Letakkan CTA di Tempat yang Natural

CTA tidak harus selalu di akhir. Ia bisa muncul di tengah konten ketika audiens sedang terlibat secara emosional atau logis. Seperti:

“Kalau kamu relate, kamu bisa coba strategi ini langsung di akunmu.”

 

CTA Bukan Perintah, Tapi Undangan

CTA terbaik bukan yang terasa seperti penjual yang berteriak, tapi seperti teman yang memberi jalan keluar. Kunci utamanya ada di empati, relevansi, dan manfaat.

 

Dengan mengubah sudut pandang dari “mendorong” menjadi “mengundang”, kamu tidak hanya meningkatkan engagement, tapi juga membangun relasi yang lebih kuat dengan audiens.