7 Mitos Tentang Protein yang Harus Kamu Berhenti Percaya!
- https://www.pexels.com/photo/grilled-meat-410648/
Kesehatan, VIVA Bali – Protein sering dianggap sebagai kunci utama untuk membentuk otot, menurunkan berat badan, hingga menjaga kesehatan tubuh secara menyeluruh. Namun, di balik popularitasnya, banyak mitos yang beredar di masyarakat dan seringkali dipercaya tanpa dasar ilmiah.
Dikutip dari Health, Kamis, 24 Juli 2025, berikut ini adalah tujuh mitos umum seputar protein yang perlu diluruskan agar kamu bisa mendapatkan manfaat protein secara maksimal tanpa terjebak informasi yang salah.
1. Tubuh Hanya Bisa Menyerap 30 Gram Protein Sekali Makan
Ini adalah salah satu mitos paling populer yang sering dipercaya. Faktanya, studi pada 2023 menunjukkan bahwa tubuh manusia dapat menyerap lebih dari 30 gram protein dalam sekali makan, terutama saat tubuh mengalami stres metabolik atau fisik.
Meskipun tubuh menyerap protein dalam kecepatan tertentu, respons anabolik (pembentukan otot) tetap terjadi meskipun asupan protein melebihi 30 gram. Artinya, tidak ada angka pasti yang membatasi seberapa banyak protein yang bisa kamu konsumsi sekaligus.
2. Lansia Tidak Membutuhkan Banyak Protein
Mitos ini sangat berbahaya. Seiring bertambahnya usia, tubuh mengalami resistensi anabolik, yaitu kondisi di mana tubuh tidak lagi merespons protein seefektif saat muda. Lansia juga lebih rentan mengalami kehilangan massa otot dan kekuatan tulang.
Para ahli menyarankan lansia untuk mengonsumsi sekitar 1–1,3 gram protein per kilogram berat badan per hari untuk mendukung fungsi fisik dan kesehatan tulang secara keseluruhan.
3. Harus Konsumsi Protein Segera Setelah Olahraga
Banyak orang tergesa-gesa minum protein shake setelah latihan karena takut "kehilangan momentum otot." Namun, penelitian terbaru menyebutkan bahwa yang lebih penting adalah total asupan protein sepanjang hari.
Membagi konsumsi protein secara merata antara sarapan, makan siang, dan makan malam terbukti lebih efektif untuk membangun dan memelihara otot dibanding hanya fokus pada momen setelah latihan.
4. Diet Tinggi Protein Bisa Merusak Ginjal
Ini hanya berlaku bagi orang dengan gangguan ginjal. Bagi individu sehat, mengonsumsi protein hingga lima kali dari angka kecukupan gizi masih tergolong aman dan tidak merusak fungsi ginjal.
Namun demikian, penting untuk tetap mengonsumsi protein dalam jumlah yang seimbang dan berasal dari sumber yang sehat.
5. Protein Hanya Didapatkan dari Daging
Meskipun protein hewani memiliki profil asam amino lengkap, bukan berarti kamu tidak bisa mendapatkan protein dari sumber nabati. Tahu, tempe, kacang-kacangan, lentil, dan biji-bijian adalah contoh sumber protein nabati yang sangat baik.
Vegetarian dan vegan memang perlu sedikit lebih banyak mengonsumsi protein nabati (sekitar 20–40 persen lebih banyak), tetapi kebutuhan protein tetap bisa dipenuhi dengan pola makan yang seimbang.
6. Protein Bisa Merusak Tulang
Sebaliknya, protein justru penting untuk kesehatan tulang. Sekitar 50% volume tulang dan sepertiga massa tulang terdiri dari protein. Kekurangan protein bisa meningkatkan risiko pengeroposan tulang dan osteoporosis, terutama pada usia tua.
7. Protein Hanya Penting untuk Orang Aktif
Protein memang sangat dibutuhkan oleh mereka yang aktif secara fisik, tapi bukan berarti orang yang tidak berolahraga bisa mengabaikannya. Protein tetap dibutuhkan untuk proses regenerasi sel, pembentukan hormon, enzim, hingga kekebalan tubuh.
Orang dewasa sehat dianjurkan mengonsumsi sekitar 1–1,2 gram protein per kilogram berat badan per hari, terlepas dari seberapa aktif mereka.
Protein memang nutrisi penting, tapi informasi seputarnya sering kali bercampur antara mitos dan fakta. Memahami cara kerja tubuh dan kebutuhan gizi yang tepat dapat membantumu memaksimalkan manfaat protein untuk kesehatan secara keseluruhan.
Sebelum percaya pada informasi yang beredar, pastikan kamu sudah mengecek validitasnya, atau konsultasikan dengan ahli gizi terpercaya.